Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei mengatakan pada Hari Senin, penasihat militer Iran akan tetap berada di Suriah dan terus membantu Damaskus dalam memerangi terorisme.

"Kami telah ditempatkan di sana atas undangan Pemerintah Suriah sejak rakyat Suriah pertama kali menghadapi ancaman teroris. Kami baru-baru ini mengucapkan selamat tinggal kepada seorang komandan militer terhormat, (Kioumars Pourhashemi, penasihat militer senior Iran untuk Suriah) yang tewas (pada 28 November) dalam serangan teroris di Aleppo," kata Esmaeil Baghaei, melansir TASS 2 Desember.

"Kehadiran penasihat Iran bukanlah sesuatu yang baru, dan, dengan mempertimbangkan keinginan pemerintah Suriah, hal itu akan terus berlanjut," lanjutnya dalam konferensi pers yang disiarkan oleh saluran TV SNN.

Lebih jauh dia mengatakan, Teheran prihatin dengan perkembangan di Suriah dan terlibat dalam dialog dengan para peserta proses perdamaian Suriah Astana, Rusia dan Turki, yang merupakan penjamin proses penyelesaian.

"Format Astana adalah salah satu mekanisme paling efektif untuk menyelesaikan krisis Suriah. Kami tetap berkomitmen pada format ini," diplomat itu menekankan.

Teheran sendiri telah menjadi sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad selama perang saudara yang meletus pada tahun 2011, dengan mengirimkan ribuan pejuang ke Suriah, dikutip dari Al Arabiya News.

Baghaei tidak menyebutkan secara rinci apakah Iran akan menambah pasukannya di Suriah setelah serangan kilat oposisi.

Kota Aleppo jatuh ke tangan oposisi selama seminggu terakhir, menurut lembaga pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights.

Pada tanggal 28 November, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) melaporkan tewasnya Brigadir Jenderal Kioumars Pourhashemi dalam serangan teroris di Suriah utara. Sehari sebelumnya, kelompok ekstremis Jabhat al-Nusra (dilarang di Rusia) melakukan serangan besar-besaran di Suriah utara.

Komando Angkatan Bersenjata Suriah dalam pernyataannya mengatakan, para teroris berusaha menyerang desa-desa dan kota-kota di bawah perlindungan tentara dan fasilitas militer Suriah, dengan terus menargetkan posisi pasukan pemerintah. Tentara Suriah melancarkan operasi untuk menangkis serangan tersebut.

Pada tanggal 30 November, komando angkatan bersenjata Suriah menyatakan bahwa tentara sedang melakukan serangan terhadap posisi teroris yang berhasil menyusup ke banyak lingkungan di Kota Aleppo.

Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Suriah, tentara terpaksa mengatur ulang pasukannya untuk melindungi nyawa warga sipil dan pasukan serta bersiap untuk serangan balik.