JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Minggu, negaranya berupaya mengakhiri perang dengan Rusia lebih awal dan mengembalikan sebagian wilayahnya oleh Moskow melalui diplomasi, setelah keanggotaan NATO (Pakta Pertahanan Atlanti Utara) Kyiv menjadi pasti.
Dalam wawancara eksklusif dengan Kyodo News di istana kepresidenan di Kyiv, Presiden Zelensky mengatakan dengan jujur, sulit untuk merebut kembali dengan paksa beberapa wilayah negara yang diduduki Rusia, termasuk Krimea yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.
"Tentara kita tidak memiliki kekuatan untuk melakukan itu. Itu benar," katanya, melansir Kyodo News 2 Desember.
"Kita memang harus menemukan solusi diplomatik," sambungnya.
Namun, ia melanjutkan dengan mengatakan langkah-langkah tersebut dapat dipertimbangkan "hanya jika kita tahu bahwa kita cukup kuat" sehingga Rusia tidak dapat melancarkan agresi baru terhadap Ukraina.
Presiden Zelensky yang terus melihat keanggotaan NATO sebagai hal yang sangat diperlukan untuk keamanan dan kemakmuran Ukraina, menggarisbawahi perang telah memasuki "periode yang rumit."
Dengan mengisyaratkan kesiapan Ukraina untuk merundingkan pengembalian beberapa bagian wilayah yang diduduki setelah konflik berakhir, asalkan persyaratan yang diperlukan terpenuhi, pernyataannya tampaknya mewakili pergeseran dari posisi yang telah lama dipegangnya, Ukraina akan berjuang untuk mendapatkan kembali semua wilayah yang direbut oleh Rusia.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan itu, Presiden Zelensky menyampaikan penghargaan kepada Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan dan banyak negara Eropa dan negara lain yang telah memberikan bantuan kepada Ukraina dan menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Kendati demikian, Presiden Zelensky menekankan bantuan lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat Ukraina.