Bagikan:

JAKARTA - Mantan Menteri Pertahanan Israel Beny Gantz mengatakan, Israel tidak perlu menempatkan pasukan di wilayah perbatasan selatan Gaza demi alasan keamanan, dan itu tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk mencegah kesepakatan guna membawa kembali sandera yang tersisa dari Jalur Gaza.

Jenderal mantan Kepala Staf Israel Defense Forces ini mengatakan, Iran, bukan yang disebut koridor Philadelphia di tepi selatan Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir, adalah ancaman eksistensial utama Israel.

Dalam konferensi pers sebagai tanggapan atas komentar pada Hari Senin oleh Netanyahu, yang berpegang teguh pada keyakinannya Israel membutuhkan pasukan di Philadelphia, Gantz mengatakan meskipun koridor itu penting untuk mencegah Hamas dan militan Palestina lainnya menyelundupkan senjata ke Gaza, tentara akan menjadi "sasaran empuk" dan tidak akan menghentikan terowongan.

Ia juga membantah pernyataan PM Netanyahu, jika Israel menarik diri dari Philadelphia, tekanan internasional akan mempersulit mereka untuk kembali.

"Kami akan dapat kembali ke Philadelphia jika dan ketika kami diminta," kata Gantz, yang juga menyerukan pemilihan umum baru, melansir The Times of Israel 4 September.

"Jika Netanyahu tidak mengerti setelah 7 Oktober semuanya telah berubah dan jika ia tidak cukup kuat untuk menahan tekanan internasional untuk kembali ke Philadelphia, biarkan ia meletakkan kunci dan pulang," tandasnya.

Koridor Philadelphia diketahui menjadi titik kritis utama dalam upaya untuk mengamankan kesepakatan, guna menghentikan pertempuran di Gaza dan memulangkan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas. Sekitar 101 sandera masih ditahan di Gaza.

Sikap PM Netanyahu terhadap negosiasi, yang telah berlangsung selama berminggu-minggu sementara tidak menunjukkan tanda-tanda terobosan, telah membuat frustrasi sekutu, termasuk Amerika Serikat, memperlebar keretakan dengan menteri pertahanannya sendiri, Yoav Gallant.

"Ceritanya bukan di Philadelphia tetapi kurangnya pengambilan keputusan yang benar-benar strategis," kata Gantz.

Ia menambahkan, ada rencana untuk memblokir terowongan bawah tanah Hamas dengan penghalang, tetapi PM Netanyahu tidak mempromosikannya secara politis.

Ribuan warga Israel berunjuk rasa selama tiga hari berturut-turut di Tel Aviv, untuk mendukung kesepakatan guna membawa kembali para sandera.

"Kita perlu mewujudkan kesepakatan - baik secara bertahap atau dalam satu tahap," kata Gantz, menambahkan mengatakan Israel perlu melancarkan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon selatan untuk menghentikan tembakan roket setiap hari, memungkinkan warga yang mengungsi di utara untuk kembali ke rumah.

Menanggapi Gantz, PM Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan, sejak Gantz dan partainya meninggalkan pemerintahan, Israel telah menyingkirkan para pemimpin utama Hamas dan Hizbullah dan merebut koridor Philadelphia, "jalur kehidupan yang digunakan Hamas untuk mempersenjatai diri".

"Siapa pun yang tidak berkontribusi pada kemenangan dan pengembalian para sandera sebaiknya tidak ikut campur," sindir PM Netanyahu.