Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 50 orang tewas dan 271 lainnya luka-luka saat Rusia menyerang lembaga militer Ukraina di Kota Poltava dengan dua rudal balistik pada Hari Selasa.

Foto-foto yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa mayat pemuda tergeletak di tanah yang tertutup debu dan puing-puing, dengan sisi bangunan besar yang rusak parah di belakang mereka.

"Sampah Rusia itu pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas serangan ini," kata Presiden Volodymyr Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram, melansir Reuters 4 September.

Ia memerintahkan penyelidikan segera, dengan mengatakan serangan itu merusak sebuah gedung Institut Komunikasi Militer.

Dalam pidato video malam harinya, Presiden Zelensky menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 51 orang.

"Diketahui bahwa ada orang-orang di bawah reruntuhan bangunan yang hancur," katanya.

"Segala upaya dilakukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa," lanjut Presiden Zelensky.

Layanan darurat menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 50 orang. Gubernur Daerah Poltava Filip Pronin mengatakan 15 orang mungkin masih tertimbun reruntuhan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Dmytro Lazutkin mengatakan kepada TV nasional, kelas-kelas di lembaga itu sedang berlangsung pada saat serangan itu. Dia mengatakan alarm berbunyi pada pukul 09:08 waktu setempat, membuat orang-orang untuk bergegas ke tempat penampungan.

"Beberapa menit setelah peringatan udara, ledakan terdengar," katanya, seraya menambahkan bahwa tidak ada parade yang berlangsung pada saat itu.

Terpisah, angkatan darat Ukraina mengatakan personelnya yang tewas akibat serangan tersebut. Mereka tidak menyebutkan berapa banyak korban yang berasal dari angkatan bersenjata, tetapi serangan itu merupakan pukulan telak bagi Kyiv yang tengah berupaya memperkuat jajarannya untuk menahan musuh yang lebih kuat.

"Komando Angkatan Darat sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan apakah sudah cukup banyak yang dilakukan untuk melindungi nyawa dan kesehatan para prajurit di fasilitas itu," kata sebuah pernyataan.

Penggunaan rudal balistik - yang menghantam target ratusan kilometer jauhnya dalam beberapa menit setelah diluncurkan - membuat para korban hanya punya sedikit waktu untuk mencari perlindungan setelah sirene serangan udara berbunyi, kata Kementerian Luar Negeri.

Rusia tidak segera mengomentari serangan itu. Di sisi lain, Rusia diketahui telah mengintensifkan serangan rudal dan pesawat nirawaknya terhadap Ukraina 2,5 tahun setelah perang skala penuh dimulai.

Sebelumnya, Ukraina menargetkan Rusia dengan lebih dari 158 pesawat nirawak selama akhir pekan, merusak kilang minyak di dekat Moskow dan sebuah pembangkit listrik.

Ini bukan pertama kalinya Rusia menyerang fasilitas militer yang jauh dari garis depan, yang menyebabkan banyak korban.

Pada Mei 2022, Rusia mengumumkan serangan terhadap tempat pelatihan untuk pasukan cadangan di Kota Desna, di mana Ukraina mengatakan 87 orang tewas.

Sebelumnya, 35 orang tewas dalam serangan Rusia di pangkalan militer di bagian barat negara itu pada Bulan Maret tahun yang sama.