JAKARTA - Militer Korea Selatan akan membeli UAV Polandia tahun ini, langkah yang menurut para ahli akan secara signifikan memperkuat kemampuan negara itu untuk melawan drone bunuh diri Korea Utara.
Sumber militer pada Hari Selasa mengatakan, Kementerian Pertahanan Nasional baru-baru ini mengajukan permintaan untuk memperoleh pesawat nirawak militer kepada Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA).
Pesawat nirawak Polandia, yang terbukti efektif di medan perang Ukraina melawan pasukan Rusia, dapat menjadi pengubah permainan dalam peperangan udara, kata analis.
Seorang pejabat DAPA mengatakan kepada The Korea Times, delegasi Korea Selatan baru-baru ini melakukan perjalanan ke Warsawa untuk melihat kendaraan udara nirawak (UAV) dan menilai kesesuaiannya untuk militer Korea Selatan.
"Rincian mengenai format pengadaan atau jenis penawaran masih belum diputuskan," kata pejabat itu, melansir The Korea Times 3 September.
Pejabat itu menolak untuk mengonfirmasi jumlah atau jenis pesawat nirawak yang tepat. Namun, beberapa laporan media menyebutkan jumlahnya bisa jadi sekitar 200.
Kementerian Pertahanan menggarisbawahi semakin pentingnya UAV, khususnya mengingat konflik terkini seperti perang Ukraina.
"Kementerian kami dan lembaga terkait tengah menjajaki berbagai opsi, termasuk pembelian internasional, untuk memperkuat kemampuan pesawat nirawak kami," kata juru bicara kementerian Jeon Ha-kyu dalam sebuah pengarahan.
Seorang pejabat militer, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan, diskusi mengenai pesawat nirawak Polandia telah mengalami kemajuan substansial, mengingat kemampuan mereka yang telah terbukti dan efektivitas biayanya.
Model yang paling mungkin dipertimbangkan adalah Warmate, yang telah digunakan oleh unit garis depan Ukraina dalam konflik dengan Rusia.
Terpisah, Kim Dae-young, pakar militer di Institut Penelitian Korea untuk Strategi Nasional mengatakan, UAV Polandia memiliki kemampuan yang lebih maju dibandingkan dengan UAV Korea Utara, meskipun detail spesifik tentang UAV Korea Utara sebagian besar masih belum diketahui.
"Pesawat nirawak Korea Utara tampaknya masih dalam tahap pengembangan, yang membutuhkan peningkatan kinerja. Ditambah lagi, produksi massal pesawat nirawak ini bisa jadi tantangan bagi negara yang kekurangan sumber daya. Namun, pesawat nirawak Polandia telah menunjukkan keefektifannya dalam perang Ukraina," kata Kim.
Saat ini, militer Korea Selatan diketahui mengoperasikan ribuan pesawat nirawak. Tetapi, sebagian besar digunakan untuk kegiatan pengawasan, terutama untuk memantau lokasi artileri Korea Utara, dengan hanya sejumlah kecil yang merupakan pesawat nirawak bunuh diri.
BACA JUGA:
Namun, meningkatnya ancaman pesawat nirawak Korea Utara telah meningkatkan urgensi bagi Seoul untuk meningkatkan kemampuan serangan UAV-nya sendiri.
Pada akhir Agustus, Pyongyang mengklaim telah melakukan uji kinerja pesawat nirawak bunuh diri, merilis foto yang menunjukkan satu pesawat nirawak mengenai sasaran yang menyerupai tank tempur K-2 Korea Selatan.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang mengawasi pengujian tersebut, menyerukan peningkatan cepat dalam produksi pesawat nirawak ini untuk meningkatkan kesiapan militer negara tersebut.