JAKARTA - Para penjaga sandera Israel di Gaza telah menerima instruksi khusus untuk berjaga-jaga jika tentara Pasukan Pertahanan Israel mendekat, kata juru bicara sayap militer Hamas Brigade al-Qassam Abu Ubaida.
"Kami mengatakan hal ini dengan jelas. Setelah apa yang terjadi di Nuseirat, para pejuang yang menjaga para tawanan menerima instruksi baru tentang bagaimana mereka harus menangani para sandera jika militer Israel mendekati tempat penahanan mereka," kata Abu Ubaida dalam sebuah pernyataan di Telegram, melansir TASS 3 September.
Penjelasan Abu Ubaida merujuk pada operasi militer Israel yang berhasil membebaskan empat sandera di Nuseirat pada Bulan Juni.
"Upaya berkelanjutan untuk membebaskan para tawanan melalui tekanan militer dan bukannya kesepakatan (gencatan senjata Gaza) hanya akan berarti bahwa para sandera akan kembali ke keluarga mereka dalam peti mati," juru bicara itu memperingatkan.
Lebih jauh Abu Ubaida juga menuduh Israel telah "dengan sengaja membunuh beberapa lusin sandera mereka dalam pengeboman" di Gaza.
"Sekarang biarkan keluarga para sandera memutuskan apakah mereka ingin melihat orang yang mereka cintai hidup atau mati," katanya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, militer Israel (IDF) menemukan mayat enam sandera di salah satu terowongan bawah tanah di Rafah pada 31 Agustus. Sehari berselang, militan mengatakan para sandera tewas akibat pemboman Israel.
Tetapi, Kementerian Kesehatan Israel yang memeriksa mayat-mayat itu menyimpulkan, para sandera telah ditembak mati oleh para pejuang Hamas dari jarak dekat. Menurut kesimpulan tersebut, kematian itu diyakini terjadi 2-3 hari sebelum mayat-mayat itu diperiksa.