Bagikan:

JAKARTA - Seorang pejabat keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan, militer Israel mengetahui persis apa yang mereka lakukan di RS Al-Shifa, dengan operasi di sana dapat diperluas jika diperlukan.

"Kami memulai dari yang kecil, dan operasi ini akan diperluas jika diperlukan," kata pejabat itu kepada Radio Angkatan Darat, melansir The Times of Israel 15 November.

"Masuknya pasukan ke Al-Shifa lebih merupakan tantangan bagi media dibandingkan sebuah operasi," lanjutnya.

"Keputusannya adalah, kami memasuki Al-Shifa hanya jika kami tahu persis apa yang ada di sana dan di mana lokasinya, seperti yang kami lakukan di Rumah Sakit Rantisi, yang hanya (digerebek) ketika kami tahu persis apa yang ada di ruang bawah tanahnya," lanjut pejabat tersebut.

Sementara itu, seorang pejabat dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas yang berada di dalam rumah sakit, Youssef Abul Reesh, mengatakan, dia melihat tank-tank Israel di dalam kompleks tersebut, sementara puluhan tentara dan pasukan komando berada di dalam unit gawat darurat serta ruang pertemuan.

Israel percaya, beberapa dari sekitar 240 sandera di Gaza mungkin ditawan di labirin terowongan dan rumah di bawah rumah sakit milik Hamas.

Diberitakan sebelumnya, militer Israel mengatakan pasukannya menggelar operasi di RS Al-Shifa, Kota Gaza, Palestina dengan presisi dan terukur untuk memburu kelompok militan Hamas dan membebaskan para sandera.

militer Israel (IDF) mengatakan operasi pasukannya di rumah sakit terbesar di Gaza tersebut dilakukan dengan presisi dan tepat sasaran.

Dikatakan, pasukan yang memasuki rumah sakit juga terdiri dari tim medis dan penutur Bahasa Arab yang telah menjalani pelatihan khusus. untuk menghindari kerugian.

"Kami menyerukan kepada semua teroris Hamas yang ada di rumah sakit untuk menyerah," kata IDF dalam pernyataan.

Seorang juru bicara IDF mengatakan, pihaknya tidak bermaksud menguasai rumah sakit tersebut, menegaskan tujuan mereka untuk mengalahkan Hamas dan menyelamatkan sandera.

"Tujuan kami adalah membawa pulang (para sandera). Tujuan kami adalah mencari Hamas di mana pun mereka bersembunyi," kata Letkol Peter Lerner kepada CNN.