JAKARTA - Pejabat senior kelompok militan Palestina Hamas mengatakan, kritik Presiden Joe Biden terhadap Benjamin Netanyahu merupakan pengakuan Amerika Serikat atas tanggung jawab Perdana Menteri Israel soal kesepakatan gencatan senjata.
Pasukan Israel akhir pekan lalu menemukan jenazah enam sandera, termasuk warga negara Amerika-Israel berusia 23 tahun Hersh Goldberg-Polin, dari sebuah terowongan di Jalur Gaza, Palestina. Militer Israel mengatakan mereka baru saja dibunuh oleh kelompok Hamas.
Itu telah memicu kritik terhadap strategi gencatan senjata Gaza Pemerintahan Presiden Biden dan meningkatkan tekanan pada PM Netanyahu dari Israel untuk membawa pulang sandera yang tersisa.
Presiden Biden menilai PM Netanyahu tidak berbuat cukup banyak untuk mencapai kesepakatan penyanderaan dengan Hamas.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, kritik Presiden Biden terhadap PM Netanyahu merupakan "pengakuan Amerika bahwa Netanyahu bertanggung jawab karena telah merongrong upaya-upaya untuk mencapai kesepakatan," seperti melansir Reuters 3 September.
Ia mengatakan, kelompoknya akan menanggapi secara positif proposal yang dapat mengamankan gencatan senjata permanen dan penarikan Israel sepenuhnya dari daerah kantong Palestina.
Terpisah, sumber-sumber senior Israel mengatakan, "luar biasa" Presiden Biden menekan PM Netanyahu atas kesepakatan penyanderaan dan bukannya Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Mereka mengatakan, pernyataan Pemimpin AS berbahaya karena muncul beberapa hari setelah Hamas mengeksekusi enam sandera, termasuk seorang warga Amerika.
Menanggapi komentar Israel tersebut, seorang pejabat AS mengatakan, meskipun Presiden Biden telah menjelaskan Hamas harus disalahkan atas kematian para sandera, "dia juga menyerukan urgensi dari pemerintah Israel untuk mengamankan pembebasan para sandera yang masih hilang."
Diberitakan sebelumnya, Wakil Kepala Biro Politik Hamas Khalil al-Hayya mengatakan PM Netanyahu telah menolak proposal tentang pertukaran tahanan, sementara mereka telah menerima proposal AS.
"Kami telah menerima proposal yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden, namun, Netanyahu menetapkan persyaratan baru dan menuduh Hamas tidak memperhatikan negosiasi di bawah persyaratan baru," ungkapnya, seperti dikutip dari IRNA.
BACA JUGA:
Ia menekankan, tidak mungkin ada kesepakatan gencatan senjata di Gaza, tanpa penarikan tentara Israel dari Koridor Philadelphia, Netzarim dan Rafah. Al-Hayya menekankan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menganggap koridor Philadelphia lebih penting daripada sandera Israel.