Netanyahu: Otoritas Palestina Tidak akan Memerintah Gaza Selama Saya Perdana Menteri Israel
PM Israel Benjamin Netanyahu (baju hitam) saat mengunjungi pasukannya di Gaza 26 November. (Sumber: GPO/Avi Ohayon)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Hari Rabu, Otoritas Palestina (PA) tidak akan mengambil alih kekuasaan di Gaza selama dia menjadi perdana menteri, menggarisbawahi perbedaan antara Pemerintah Israel dan AS mengenai pemerintahan di daerah kantong tersebut setelah perang Israel-Hamas.

"Selama saya menjadi Perdana Menteri, hal ini tidak akan terjadi. Siapa pun yang mendidik anak-anaknya untuk melakukan teror, mendanai teror, dan mendukung keluarga teroris, tidak dapat mengendalikan Gaza setelah kami memberantas Hamas," tulis Netanyahu di X, seperti melansir CNN 7 Desember.

Komentarnya muncul setelah Sky News Arabia melaporkan pada Hari Rabu, Presiden PA Mahmoud Abbas menyatakan kesiapan badan yang dipimpinnya tersebut untuk mengambil alih kekuasaan di Gaza dan Tepi Barat.

Presiden AS Joe Biden bulan lalu mengatakan, Otoritas Palestina harus memerintah Jalur Gaza dan Tepi Barat setelah perang.

"Seiring dengan upaya kita mencapai perdamaian, Gaza dan Tepi Barat harus dipersatukan kembali di bawah satu struktur pemerintahan, yang pada akhirnya di bawah revitalisasi Otoritas Palestina, seiring kita semua berupaya menuju solusi dua negara,” kata Biden dalam sebuah opini yang diterbitkan di Washington Post.

Namun, Netanyahu telah berulang kali menolak gagasan pemerintahan yang dipimpin PA di Gaza setelah perang.

"Saya pikir Otoritas Palestina dalam bentuknya yang sekarang tidak kompeten untuk mengambil tanggung jawab atas Gaza," kata PM Netanyahu pada konferensi pers 18 November.

Pada Hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Hari Selasa, Israel Defense Forces (IDF) harus mempertahankan kendali atas pelucutan senjata Jalur Gaza setelah perang, menolak gagasan pasukan internasional dapat bertanggung jawab atas keamanan di wilayah kantong Palestina tersebut.

Ini bukan pertama kalinya Netanyahu menyerukan kontrol militer Israel pascaperang di Gaza.

"Sehari setelahnya (perang): Gaza harus dilucuti. Dan agar Gaza dapat dilucuti, hanya ada satu kekuatan yang dapat memastikan hal itu dan kekuatan itu adalah IDF," kata PM Netanyahu dalam konferensi pers.

"Tidak ada kekuatan internasional yang bertanggung jawab atas hal itu," sambungnya.

"Kami melihat apa yang terjadi di tempat lain di mana pasukan internasional dikerahkan untuk tujuan perlucutan senjata," tandasnya.

Diketahui, solusi masa depan Gaza usai perang belum menemui titik terang, kecuali memastikan Hamas tidak kembali berkuasa di wilayah tersebut.