JAKARTA - Korsel tak kalah bersiap hadapi aktivitas Korut yang terus meluncurkan rudal-rudal balistiknya. Jet-jet Korsel latihan menghancurkan fasilitas rudal milik tetangganya itu.
Dilansir dari Yonhap News, Jet tempur siluman F-35A Angkatan Udara Korea Selatan mengadakan latihan menyerang kendaraan Transporter Erector Launcher Korea Utara. Pesawat tempur itu dipandu laser udara GBU-12.
Selain itu, ada juga empat pesawat F-35A yang terbang berbarengan dengan empat pesawat tempur F-16 Angkatan Udara AS dalam formasi serangan gabungan di atas Laut Timur selama latihan.
Kepala Staf Gabungan bilang, AS dan Korsel akan semakin memperkuat diri sebagai respons ancaman dan provokasi, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara. Kedua negara ini juga terus mengasah kemampuan untuk menyerang musuh dengan tepat.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Korut kembali menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke arah Laut Timur pada Hari Jumat. Ini menjadi bentuk protes nyata terhadap Amerika Serikat untuk memperkuat perlindungan "pencegahan yang diperluas" terhadap Korea Selatan dan Jepang.
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan, pihaknya mendeteksi peluncuran dari daerah Sunan di Pyongyang pada pukul 10:15 pagi. Namun tidak memberikan rincian lainnya.
"Sambil memperkuat pemantauan dan kewaspadaan kami, militer kami mempertahankan postur kesiapan penuh dalam kerja sama yang erat dengan AS," kata JCS, melansir Korea Times 18 November.
Peluncuran itu dilakukan hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui, memperingatkan negaranya akan mengambil tindakan militer "lebih keras", jika AS memperkuat komitmen keamanannya untuk menggunakan berbagai kemampuan militer, termasuk opsi nuklir, untuk membela sekutu.
Tak lama setelah pernyataan Choe, Korut meluncurkan rudal balistik jarak pendek ke Laut Timur.
Reaksi Korea Utara mengikuti pertemuan puncak trilateral antara Presiden Yoon Suk-yeol dan rekan-rekannya dari AS dan Jepang, Joe Biden dan Fumio Kishida, masing-masing, di sela-sela pertemuan regional tahunan di Phnom Penh, Kamboja pada Hari Minggu.
Sebelumnya, Pyongyang menembakkan ICBM pada 3 November. Peluncuran itu dipandang sebagai kegagalan, karena rudal tersebut gagal terbang pada lintasan normal setelah pemisahan roket tahap kedua, menurut pejabat Seoul.