Pesawat Pembom B-1B Gabung dengan F-35A dan F-16 Siaga Hadapi Rudal Korut
Foto via Facebook U.S. Forces Korea

Bagikan:

JAKARTA - Tensi di Korea semakin meningkat. Latihan gabungan AS-Korsel dibalas dengan peluncuran rudal balistik. AS dan Korsel membalas dengan menyertakan pesawat yang mengerikan.

Pembom strategis AS (B-1B), dikerahkan kembali ke Semenanjung Korea. Pesawat ini bergabung dengan pelatihan udara ROK-AS, dikutip dari Yonhap News, Sabtu 19 November.

Republik Korea dan Amerika Serikat kembali melakukan acara pelatihan udara gabungan dengan menyertakan pembom strategis B-1B Angkatan Udara Amerika Serikat yang ditempatkan kembali di Semenanjung Korea hari ini.

Dalam pelatihan udara gabungan ROK-AS ini, F-35A Angkatan Udara Korea Selatan dan F-16 Angkatan Udara AS mengawal pembom strategis B-1B AS memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea.

Foto via Facebook U.S. Forces Korea

Pelatihan ini sekali lagi mendemonstrasikan gabungan kemampuan dan postur pertahanan ROK-AS berdasarkan kekuatan aliansi yang luar biasa. Termasuk bentuk komitmen kuat AS untuk memberikan pencegahan yang diperluas dalam pertahanan Semenanjung Korea.

Selain itu, pelatihan ini meningkatkan kemampuan operasi gabungan dengan menguasai prosedur untuk segera mengerahkan aset pencegahan tambahan AS di Semenanjung Korea dan merespons.

Militer ROK akan terus meningkatkan kemampuan operasional gabungannya untuk menanggapi provokasi musuh dalam keadaan darurat sambil melacak dan memantau aktivitas terkait melalui koordinasi yang erat antara ROK dan AS.

Menurut Kepala Staf Gabungan (JCS), pembom supersonik melakukan serangan mendadak di zona identifikasi pertahanan udara (KADIZ) Korea Selatan dikawal oleh jet F-35A Korea Selatan dan pesawat tempur F-16 AS.

Pada hari Jumat, Korea Utara menembakkan ICBM Hwasong-17, yang diketahui membawa banyak hulu ledak dan memiliki jangkauan sekitar 15.000 kilometer, cukup panjang untuk mencakup seluruh daratan AS.

“Melalui latihan ini, kami sekali lagi menunjukkan kapasitas militer gabungan dari aliansi Korea Selatan-AS dan komitmen Washington untuk melindungi Semenanjung Korea dan memberikan pencegahan yang lebih luas,” kata JCS.