Korea Utara Luncurkan ICBM, AS-Jepang-Korsel Gelar Latihan Udara: Kerahkan Jet Tempur F-15 hingga Bomber B-1
Bomber B1-B Lancer Amerika Serikat terbang bersama F-15K Korea Selatan. (Wikimedia Commons/Korean Ministry of Defence)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat mengadakan latihan udara bersama secara bilateral dengan Korea Selatan dan Jepang, melibatkan jet tempur hingga pesawat pengebom strategis pada Hari Minggu, sehari setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 dalam "latihan peluncuran mendadak".

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan latihan tersebut, di mana jet tempur F-35A, F-15K dan F-16 Korea Selatan mengawal pengebom B-1B Amerika, menunjukkan kemampuan pertahanan dan postur kesiapan yang "luar biasa" dari sekutu.

"(Latihan) memperkuat kemampuan operasi gabungan dan menegaskan komitmen kuat Amerika Serikat untuk pertahanan Semenanjung Korea dan penerapan pencegahan yang diperluas," kata militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 20 Februari.

Sementara, Jepang menerbangkan F-15 di atas Laut Jepang dengan pengebom B-1 Angkatan Bersenjata AS dan F-16 dalam latihan taktis, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan dalam sebuah pernyataan, menyebut lingkungan keamanan "semakin parah" setelah rudal terbaru Korea Utara. mendarat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

"Latihan bilateral ini menegaskan kembali keinginan kuat antara Jepang dan Amerika Serikat untuk menanggapi situasi apa pun, kesiapan (Pasukan Bela Diri Jepang) dan Angkatan Bersenjata AS dan selanjutnya memperkuat kemampuan pencegahan dan tanggapan dari Aliansi Jepang-AS," kata kementerian.

jet tempur korsel dan bomber as
Bomber B1-B Lancer Amerika Serikat terbang bersama F-15K Korea Selatan. (Wikimedia Commons/Korean Ministry of Defence)

Latihan udara dilakukan sehari setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak jauh ke laut lepas pantai barat Jepang, menyusul peringatan akan tanggapan yang kuat terhadap latihan militer yang direncanakan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Sebelumnya, media pemerintah Korea Utara KCNA mengatakan, negara itu melakukan "latihan peluncuran mendadak" pada Hari Sabtu lalu, sebagai "bukti nyata" dari upayanya untuk mengubah "kapasitas serangan balik nuklir yang fatal terhadap pasukan musuh menjadi sesuatu yang tak tertahankan".

Kim Yo-jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, mengeluarkan peringatan lain, menuduh Amerika Serikat mencoba mengubah Dewan Keamanan PBB menjadi apa yang disebutnya sebagai "alat untuk kebijakan permusuhannya yang keji" terhadap Pyongyang.

"Saya peringatkan, kami akan mengawasi setiap gerakan musuh dan melakukan tindakan balasan yang sesuai dan sangat kuat dan luar biasa terhadap setiap gerakan yang memusuhi kami," tegasnya dalam sebuah pernyataan.

Peluncuran rudal pada Sabtu, yang pertama dilakukan Korea Utara sejak 1 Januari, terjadi setelah Pyongyang pada Jumat mengancam tanggapan yang "keras dan gigih", ketika Korea Selatan dan Amerika Serikat bersiap untuk latihan militer tahunan mereka sebagai bagian dari upaya, untuk menangkis perkembangan nuklir dan ancaman rudal yang ditimbulkan Korea Utara.

Kantor berita negara Korea Utara KCNA mengatakan rudalnya telah terbang selama 1 jam, 6 menit dan 55 detik, setinggi 5.768 km (3.584 mil), sebelum secara akurat mengenai area yang telah ditentukan sebelumnya sejauh 989 km (614 mil) di perairan terbuka. Korea Utara pertama kali menguji coba Hwasong-15 pada tahun 2017.

KCNA mengatakan, peluncuran terbaru Korea Utara, yang dipandu oleh Biro Umum Rudal, dilakukan atas "perintah siaga tempur senjata darurat" yang diberikan saat fajar, diikuti dengan perintah tertulis dari Kim Jong-un pada pukul 8 pagi waktu setempat.

Diketahui, program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Tetapi, Pyongyang mengatakan pengembangan senjatanya diperlukan untuk melawan "kebijakan permusuhan" oleh Washington dan sekutunya.