Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut pemerintah terus menggandeng berbagai pemangku kepentingan untuk menyukseskan program vaksinasi COVID-19.

Hal ini disampaikannya untuk menanggapi saran dari Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi yang menyebut pemerintah harusnya melibatkan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagai influencer vaksin COVID-19.

“Pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan,” kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 23 Maret.

Hal ini dilakukan pemerintah supaya program vaksinasi demi memutus penularan COVID-19 di tengah masyarakat bisa terselenggara dengan sukses.

Diberitakan sebelumnya, usulan ini disampaikan Burhanuddin untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin, terutama setelah beredarnya dugaan vaksin buatan AstraZeneca mengandung enzim babi.

"Saya mengusulkan Habib Rizieq Shihab pun kalau perlu jadi influencer vaksinasi. Karena ini supaya orang tidak melihat ini isu politik, tapi ini isu bersama," kata Burhanuddin dalam rilis survei Indikator secara daring yang disiarkan di YouTube, Minggu, 21 Maret.

Dia juga menyebut, berdasarkan hasil survei Indikator pada bulan Februri 2021 lalu, tercatat sebanyak 81 persen responden menilai faktor kehalalan vaksin COVID-19 menjadi isu penting dalam program vaksinasi nasional. Sedangkan, sebanyak 15 persen responden menilai segi keamanan vaksin lebih penting dibanding kehalalan.

Sehingga, pemerintah harusnya mulai lebih memaksimalkan peran-peran tokoh agama, terutama ulama untuk menyukseskan program vaksinasi nasional.

"Ini artinya isu kehalalan ini menjadi krusial termasuk buat saya pemerintah harus lebih memaksimalkan peran dari tokoh ulama, tokoh agamawan. Jadi yang jadi influencer vaksin bukan hanya Raffi Ahmad,” ungkapnya.