Menguak Potensi Manusia Berhibernasi lewat Lemur, Mungkinkah?
Lemur kerdil berekor besar. (Wikimedia Commons/Frank Vassen)

Bagikan:

JAKARTA - Fat-Tailed Dwarf Lemur atau Lemur Kerdil Berekor Besar, diketahui merupakan satu-satunya primata yang berhibernasi saat musim dingin. Namun, ini dilakukan di alam liar. Bagaimana jika di penangkaran? Mungkinkah hewan ini berhibernasi juga seperti di alam liar?

Inilah yang coba dibuktikan oleh peneliti di Duke Lemur Center, North Caroline, Amerika Serikat, yang mencoba membuktikan apakah hewan ini bisa berhibernasi di penangkaran. 

Biasanya, lemur kerdil penangkaran diberi makan ekstra selama periode musim panas untuk membantu mereka keluar, seperti biasanya di alam liar. Sehingga, memungkinkan mereka untuk masuk ke keadaan mati suri (detak jantung dan suhu tubuh rendah).

Ingin 'melawan' kebiasaan lemur di penangkaran yang tidak bisa berhibernasi saat musim dingin. Ilmuwan di Duke Lemur Center yang dipimpin oleh Marina Blanco, mencoba eksperimen.

lemur
Di habitat liar. (Wikimedia Commons /Charles J. Sharp)

Tim membangun lubang pohon dengan pencahayaan dan suhu yang disesuaikan secara bertahap, agar mirip seperti perubahan musim yang khas di Madagaskar, Afrika, tempat hewan ini berasal. 

Jika hewan-hewan itu bangun, mereka ditawari makanan, tetapi sebaliknya, jika berhibernasi, mereka akan dibiarkan dan tidak diganggu. Sebelumnya, lemur di penangkaran tidak pernah bertahan 'hibernasi' lebih dari 24 jam. 

“Mereka tidak mengecewakan. Lemur kerdil kami berhibernasi seperti kerabat liar mereka di Madagaskar barat," kata Blanco, sambil menyebut hibernasi merupakan DNA lemur.

Selama periode hibernasi, lemur kerdil berekor besar memenuhi kebutuhan asupannya dari lemak yang tersimpan di bagian ekor. Empat bulan berlalu, lemur-lemur ini pun terbangun dari hibernasinya.

Berat badannya memang turun antara 22 hingga 35 persen lebih ringan daripada berat badan saat proses awal. Namun, mereka tetap dalam keadaan sehat. 

lemur
Menyantap makanan di penangkaran. (Duke Lemur Center)

"Kami telah mampu meniru kondisi liar mereka dengan cukup baik, untuk membuat mereka meniru pola alami mereka," jelas Direktur Penelitian di Duke Lemur Center Erin Ehmke.

Pengaruhnya terhadap manusia? Dari penelitian ini dapat diperoleh wawasan, tentang gangguan metabolisme yang bisa ditemukan pada manusia. 

Meskipun mamalia yang berhibernasi dapat berbaring diam untuk waktu yang lama tanpa mempengaruhi kesehatannya, ketika manusia masih berbaring, otot kita mulai berhenti tumbuh dan pembekuan darah mulai terbentuk.

Hibernasi manusia dapat memiliki potensi medis yang kuat, terutama bagi korban trauma dengan cedera fisik yang parah. Beberapa ilmuwan berpikir itu bisa menjadi kunci untuk membuka perjalanan luar angkasa, membuat misi ke Mars lebih mungkin dilakukan.

Tahun lalu Kelly Drew, seorang profesor di Institut Biologi Arktik Universitas Alaska mengatakan kepada Atlantik, "sangat mungkin manusia bisa hibernasi."

lemur
Lemur di lubang pohon buatan. (Duke Lemur Center)

Biasanya spesies yang akan berhibernasi di alam liar cenderung tidak melakukannya ketika mereka tinggal di kebun binatang dan cagar alam. Sebab, hibernasi biasanya terjadi selama periode dingin, saat hewan menurunkan suhu tubuhnya, memperlambat pernapasan dan detak jantungnya dan memasuki periode depresi metabolik.

Namun, di penangkaran, hewan biasanya hidup di lingkungan yang dikendalikan iklim tanpa masalah kelangkaan makanan, yang berarti hibernasi musiman tidak diperlukan.

Tapi lemur kerdil berekor besar itu unik. Sejauh ini mereka adalah satu-satunya primata dan satu-satunya mamalia tropis yang diketahui hibernasi. Ini sangat tidak biasa, karena mereka endemik di Madagaskar, di mana periode musim dingin masih tropis dengan suhu tinggi.

Spesies ini pertama kali ditemukan hibernasi (atau aestivate, yaitu saat hibernasi berlangsung selama suhu yang lebih hangat) pada tahun 2004, setelah peneliti di Universitas Philipps Marburg di Jerman menerbitkan temuan mereka di jurnal ilmiah Nature.

Lemur kerdil berekor gemuk diamati berhibernasi di lubang pohon selama tujuh bulan dalam setahun, meskipun suhu lebih dari 30 derajat celcius. Penulis utama dalam makalah tahun 2004 tersebut Kathrin Dausman mengungkapkan, keberhasilan status hibernasi bergantung pada seberapa baik pengaturan kondisi lingkungan tempat lubang pohon berada.