Berpacu dengan Waktu, Ilmuwan Berlomba Hasilkan Embrio Badak Putih Utara
Badak Putih. (Wikipedia Commons/Zigomar)

Bagikan:

JAKARTA - Upaya pelestarian Badak Putih Utara terus dilakukan para ilmuwan. Berlomba dengan waktu, ilmuwan harus memutar otak untuk menyelamatkan Badak Putih Utara dari kepunahan.

Saat ini hanya ada dua badak putih betina di Kenya, yakni Najin dan putrinya Fatou. Keduanya tidak bisa lagi melahirkan anak. Sehari-hari, keduanya mencari makan dengan dijaga aparat keamanan Kenya agar tidak menjadi sasaran pemburu.

Sementara, satu-satunya pejantan yang tersisa meninggal di Kenya pada 19 Maret 2018 lalu. Praktis, para ilmuwan kini hanya bisa mengandalkan upaya pelestarian dengan menggunakan sistem embrio. 

Kabar baiknya, melansir Reuters jumlah embrio Badak Putih Utara kini bertambah setelah para ilmuwan peneliti pelestarian Badak Putih Utara yang tergabung dalam BioRescue berhasil menambah dua embrio baru di penghujung tahun lalu. 

Para ilmuwan berharap untuk menanamkan embrio yang terbuat dari sel telur badak dan sperma beku dari pejantan yang sudah meninggal, ke ibu pengganti dari spesies badak yang lebih melimpah. Total kini ada lima embrio layak produksi.

Ini menjadi kabar gembira, sebab sepanjang tahun lalu sejumlah agenda dan prosedur penelitian yang harusnya dilakukan oleh BioRescue, terhambat karena pembatasan perjalanan internasional akibat pandemi Covid-19. 

badak putih utara
Badak Putih. (Wikipedia Commons/Hein Waschefort)

"2020 benar-benar ujian yang berat bagi kita semua, tetapi menyerah bukanlah mentalitas ilmuwan sejati," kata pemimpin BioRescue Thomas Hildebrandt dari Institut Leibniz untuk Penelitian Kebun Binatang dan Satwa Liar di Jerman kepada Reuters.

“Natal memberi kami hadiah: dua embrio. Dan kami sangat senang tentang itu." imbuhnya.

Kelima embrio disimpan dalam nitrogen cair di laboratorium di Cremona, di wilayah Lombardy, Italia, menunggu untuk dipindahkan ke ibu pengganti.

Tim tersebut berharap dapat melahirkan anak badak putih utara pertama dalam tiga tahun dan populasi yang lebih luas dalam dua dekade mendatang.

“Kami berada di bawah kendala waktu, karena kami benar-benar ingin mentransfer pengetahuan sosial dari Badak Putih Utara terakhir yang ada ke anak,” kata Hildebrandt.

Berbeda dengan saudaranya Badak Putih Selatan yang jumlahnya masih banyak. Badak Putih Utara saat ini hanya tersisa dua betina saja. Dulunya, Badak Putih Utara banyak terdapat di Afrika bagian timur dan utara. Praktik perburuan liar yang mengincar cula badak, membuat hewan ini kini terancam punah.