Bagikan:

JAKARTA - Polisi Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) telah mengumumkan tujuh lokasi di sekitar emirat, di mana meriam Idulfitri akan ditembakkan.

Penembakan meriam akan menandai berakhirnya Bulan Suci Ramadan, menandakan umat Islam boleh menghentikan puasa wajib. Hal ini juga akan menandai penampakan bulan sabit baru di Bulan Syawal yang akan menyambut Idulfitri.

Meriam Idulfitri ditempatkan di beberapa lokasi di Dubai, Masjid Agung Zabeel, dan di tempat salat di Al Barsha, Nad Al Sheba, Nad Al Hamar, Al Baraha, Umm Suqeim dan Hatta, tulis Kantor Media Dubai di media sosial X, seperti dikutip dari The National News 8 April.

Praktik menembakkan meriam untuk menandakan berakhirnya hari puasa konon dimulai di Mesir pada abad ke-10. Sementara di UEA, praktik tersebut baru dimulai pada tahun 1960-an. Tembakan meriam ini dapat terdengar hingga jarak 10 kilometer.

Di Dubai, meriam Idulfitri dikelola oleh polisi setempat. Sesuai protokol, empat petugas dari Kepolisian Dubai harus hadir pada setiap penembakan. Dua petugas memegang meriam, satu memberikan selongsong peluru dan yang lainnya memuatnya. Dua petugas di belakang bertugas menjaga meriam dan memberi perintah.

"Meriam Idul Fitri dianggap sebagai kebangkitan kembali adat dan tradisi lokal, dan bagian dari kepatuhan kami terhadap warisan sosial otentik yang telah berakar kuat dalam ingatan dan hati nurani masyarakat Emirat," kata Mayor Jenderal Abdullah Al Ghaithi, Asisten Panglima Tertinggi untuk Urusan Operasi dalam siaran pers, dikutip dari Khaleejtimes.

Menurut tradisi, meriam ini ditembakkan dua kali untuk mengumumkan dimulainya bulan Ramadan, dan sekali setiap hari untuk mengumumkan waktu berbuka puasa. Meriam ini juga ditembakkan dua kali berturut-turut untuk mengumumkan Idulfitri, dan dua kali lagi pada pagi hari raya.

Diketahui, pengumuman akhir Ramadan dan masuknya 1 Syawal akan diumumkan otoritas setempat berdasarkan kemunculan bulan baru.