Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Israel Defense Forces (IDF) dalam sebuah pernyataan pernyataan mengatakan, Israel menganggap serius setiap ancaman terhadapnya, dan jet tempur siap menghadapi "berbagai skenario."

"Dalam enam bulan terakhir, kita berada dalam perang multi-front. Kami meningkatkan kewaspadaan di semua arena. Kami selalu memperhatikan ancaman dan menggagalkannya, di berbagai bidang, dan berada pada tingkat kesiapan yang tinggi untuk bertahan dan menyerang. Kami terus melakukan penilaian, dan menanggapi dengan serius setiap pernyataan dan semua musuh," kata Laksda Hagari, dikutip dari The Times of Israel 5 April.

"Kami telah memperkuat kewaspadaan di unit tempur, memperkuat sistem pertahanan (udara), kami memiliki pesawat yang siap untuk bertahan, dan siap untuk menyerang," lanjut Laksda Hagari.

Lebih jauh dijelaskan olehnya, personel IDF dikerahkan "di seluruh perbatasan" dan siap "untuk berbagai skenario."

"Kita tidak boleh berpuas diri, dan pada saat yang sama, penting bagi saya untuk menekankan bahwa tidak ada perubahan dalam instruksi Komando Front Dalam Negeri," jelasnya.

"Perilaku bertanggung jawab Anda di rumah menyelamatkan nyawa. Satu-satunya rekomendasi saya adalah waspada dan terus mengikuti perkembangan terkini," tambahnya.

Sebelumnya, militer menangguhkan cuti untuk semua unit tempurnya pada Hari Kamis, demikian dikatakan dalam sebuah pernyataan, di tengah kekhawatiran akan kemungkinan eskalasi kekerasan setelah pembunuhan para jenderal Iran di Damaskus minggu ini yang menuai ancaman pembalasan.

"Sesuai dengan penilaian situasi, telah diputuskan cuti akan ditangguhkan sementara untuk semua unit tempur IDF (Israel Defense Forces). IDF sedang berperang dan pengerahan pasukan berada di bawah penilaian terus menerus sesuai dengan kebutuhan," kata militer dalam sebuah pernyataan, melansir CNN.

Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya kewaspadaan di Israel atas kemungkinan respons Iran terhadap dugaan pembunuhan oleh Israel terhadap dua komandan tertinggi IRGC bersama dengan lima perwira IRGC lainnya di Suriah.

Iran dan Suriah menuduh Israel mengebom kompleks kedutaan besarnya di Suriah pada Hari Senin, yang menewaskan sedikitnya tujuh pejabat militer Teheran, termasuk Brigjen Mohammed Reza Zahedi, seorang pejabat tinggi di Garda Revolusi Iran (IRGC) serta komandan senior Mohammad Hadi Haji Rahimi.

Presiden Ebrahim Raisi mengatakan pada Hari Selasa, Iran akan membalas serangan udara tersebut.

"Setelah gagal menghancurkan keinginan front perlawanan, rezim Zionis (Israel) telah menempatkan pembunuhan membabi buta kembali ke dalam agendanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Rezim Zionis harus tahu bahwa mereka tidak akan pernah mencapai tujuannya dan kejahatan pengecut ini tidak akan luput dari pertanggungjawaban," kata Presiden Raisi, menurut media pemerintah, melansir Reuters.

Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengumumkan setelah pertemuan dengan Presiden Raisi pada Hari Senin, "keputusan yang tepat" telah diambil sebagai tanggapan atas serangan tersebut, lapor IRNA.

Militer Israel mengatakan mereka tidak mengomentari laporan asing. Namun juru bicaranya mengatakan kepada CNN, konsulat tersebut adalah "bangunan militer Pasukan Quds yang menyamar sebagai bangunan sipil."