Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Israel berencana menyesuaikan taktik dalam perang di Jalur Gaza, setelah serangan udara yang diakui militer sebagai kesalahan besar menewaskan tujuh pekerja bantuan, sementara temuan penyelidikan segera diumumkan.

Insiden Hari Senin itu telah memicu kemarahan Barat atas meningkatnya jumlah korban sipil di wilayah kantong Palestina, terutama karena staf World Central Kitchen (WCK) yang terbunuh termasuk warga negara Australia, Inggris, Polandia, serta warga negara ganda AS-Kanada.

Sebelum insiden pekan ini, sekitar 196 pekerja kemanusiaan telah terbunuh di Gaza sejak konflik Hamas-Israel pecah Oktober, menurut PBB.

Para pemimpin Israel telah menyuarakan kesedihan atas apa yang disebut militer sebagai "kesalahan besar", setelah kesalahan identifikasi konvoi WCK pada malam hari di zona pertempuran yang kompleks.

Pendiri WCK chef Jose Andres mengatakan, konvoi tersebut "secara sistematis" menjadi sasaran meskipun militer Israel mengetahui pergerakan stafnya.

Ketika diminta untuk memberikan tanggapan, juru bicara pemerintah Israel Raquela Karamson mengatakan dalam jumpa pers: "Ini tidak disengaja," melansir Reuters 5 April.

"Jelas ada yang tidak beres di sini, dan ketika kami mempelajari lebih lanjut dan penyelidikan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi, dan penyebab dari apa yang terjadi, kami pasti akan menyesuaikan praktik kami di masa depan untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi," terangnya.

Dia mengatakan, publikasi temuan penyelidikan bisa memakan waktu berminggu-minggu. Namun juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, tampaknya memberikan jangka waktu yang jauh lebih singkat.

Laporan penyelidik diberikan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Hari Kamis, kata Laksda Hagari dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.

"Dan saya yakin, setelah kami menyampaikan hal ini kepada duta besar dari masing-masing negara, dan kepada anggota organisasi WCK, kami akan mempublikasikannya secara jelas dan transparan, hal itu akan segera terjadi," tandasnya.

Sebagai langkah awal untuk menebus kesalahan dalam insiden WCK, Israel mengatakan akan membentuk ruang koordinasi operasional bersama dengan lembaga-lembaga kemanusiaan, yang terletak di Komando Selatan militer, di mana misi Gaza dikelola secara langsung.

Seorang pejabat keamanan Israel yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya mengatakan, pasukan darat di Gaza berkurang menjadi sekitar seperempat dari jumlah mereka pada puncak invasi, dan fokus pada misi yang lebih tepat dan mengamankan wilayah yang ditaklukkan.

"Hal ini mungkin berkontribusi pada perasaan ‘duduk diam’ dalam kerentanan. Pasukan lebih memilih untuk menyerang, daripada statis dan berpotensi terbuka untuk menyerang atau melihat musuh beroperasi dengan relatif bebas," kata pejabat tersebut.

"Penyelidikan harus menentukan, antara lain, apakah pemikiran seperti ini mempengaruhi penilaian siapa pun yang memutuskan bahwa konvoi tersebut harus diserang," tandasnya.