Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengungkapkan dirinya marah atas peristiwa serangan udara Israel yang menewaskan tujuh pekerja bantuan kemanusiaan dari World Central Kitchen (WCK) di Jalur Gaza.

"Saya marah dan patah hati atas kematian tujuh pekerja kemanusiaan dari World Central Kitchen, termasuk seorang warga Amerika, di Gaza kemarin," kata Presiden Biden, seperti melansir The Times of Israel 3 April.

"Mereka menyediakan makanan bagi warga sipil yang kelaparan di tengah perang. Mereka berani dan tidak mementingkan diri sendiri. Kematian mereka adalah sebuah tragedi," lanjutnya dalam pernyataannya yang berapi-api.

WCK pada Hari Selasa membagikan identitas para korban tewas peristiwa Hari Senin, yakni John Chapman (57), James (Jim) Henderson (33), James Kirby (47), Jacob Flickinger (33), Damian Sobol, Lalzawmi (Zomi) Frankcom dan Saifeddin Issam, seperti melansir CNN.

"Israel telah berjanji untuk melakukan investigasi menyeluruh mengenai mengapa kendaraan para pekerja bantuan dihantam serangan udara. Penyelidikan itu harus cepat, harus membawa akuntabilitas, dan temuannya harus diumumkan kepada publik," tegas presiden.

Lebih lanjut Presiden Biden mengatakan, serangan IDF baru-baru ini terhadap konvoi kemanusiaan di Gaza bukanlah insiden yang berdiri sendiri. Karena, Israel telah gagal memberikan perlindungan yang memadai kepada pekerja bantuan dan warga sipil Palestina dalam perangnya melawan Hamas di wilayah kantong pantai tersebut.

"Yang lebih tragis lagi, ini bukan insiden yang berdiri sendiri. Konflik ini merupakan salah satu konflik terburuk dalam sejarah dalam hal jumlah pekerja bantuan yang terbunuh," jelasnya.

"Ini adalah alasan utama mengapa pendistribusian bantuan kemanusiaan di Gaza menjadi sangat sulit, karena Israel belum berbuat cukup untuk melindungi para pekerja bantuan yang berusaha memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada warga sipil," lanjutnya.

Kepala Staf Israel Defense Forces (IDF) Herzi Halevi menyampaikan permintaan maaf atas serangan mematikan Israel terhadap konvoi bantuan di Gaza, mengakui serangan tersebut adalah akibat dari "kesalahan identifikasi" yang sedang diselidiki dan dipelajari, seperti dikutip dari The Times of Israel.

"Insiden seperti kemarin tidak boleh terjadi. Israel juga belum berbuat cukup untuk melindungi warga sipil. Amerika Serikat telah berulang kali mendesak Israel untuk meredakan konflik operasi militer mereka melawan Hamas dengan operasi kemanusiaan untuk menghindari korban sipil," ujar politisi Partai Demokrat ini.

Pihak WCK dalam sebuah pernyataan mengatakan, para korban bepergian dengan dua mobil lapis baja berlogo WCK dan kendaraan lain.

"Amerika Serikat akan terus melakukan semua yang kami bisa untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina di Gaza, melalui segala cara yang tersedia," kata Presiden Biden.

Meskipun konvoi itu sudah terkoordinasi dengan Israel Defense Forces (IDF), konvoi tersebut diserang ketika meninggalkan gudang Deir al-Balah, setelah menurunkan lebih dari 100 ton bantuan makanan kemanusiaan yang dibawa ke Gaza melalui laut, kata WCK.

"Saya akan terus menekan Israel untuk berbuat lebih banyak dalam memfasilitasi bantuan tersebut, dan kami berupaya keras untuk segera melakukan gencatan senjata sebagai bagian dari kesepakatan penyanderaan. Saya memiliki tim di Kairo yang sedang mengerjakan hal ini saat ini," jelasnya.

"Sebelumnya hari ini, saya berbicara dengan teman saya Chef José Andrés, pendiri World Central Kitchen, untuk menyampaikan belasungkawa terdalam saya atas kematian para pekerja bantuan yang berani ini , menyatakan dukungan saya yang berkelanjutan terhadap upaya tak kenal lelah dan heroik yang dilakukannya dan timnya untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan. makanan untuk orang-orang kelaparan di seluruh dunia," ungkap Presiden Biden.

"Semoga Tuhan memberkati para pekerja kemanusiaan yang terbunuh kemarin dan menghibur keluarga serta orang-orang terkasih mereka dalam kesedihan mereka," pungkasnya.