JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden sempat diinterupsi seorang pengunjung saat berpidato kampanye di Minnesota, AS pada Rabu, 1 November.
Pengunjung yang merupakan rabi atau pendeta Yahudi itu mendesak Biden untuk menyerukan gencatan senjata segera dalam perang Israel-Hamas.
“Sebagai seorang rabi (pendeta Yahudi), saya ingin Anda menyerukan gencatan senjata sekarang juga,” ucap dia sambil berteriak. Seseorang itu diidentifikasi sebagai Rabi Jessica Rosenberg sebagaimana dikutip dari Anadolu, Kamis, 2 November.
Biden lantas menanggapi dengan mengatakan, "Saya pikir kita perlu jeda. Jeda berarti memberikan waktu untuk membebaskan para tahanan."
“Saya adalah orang yang meyakinkan Bibi (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) untuk menyerukan gencatan senjata agar para tahanan bisa keluar," ucap Biden.
"Saya adalah orang yang berbicara dengan (Presiden Mesir Abdel Fattal El) Sisi untuk meyakinkan dia agar membuka pintu (perbatasan Rafah),” tambahnya.
Perang Israel dan Hamas masih berkecamuk sejak pecah pada 7 Oktober 2023.
Menurut laporan Gedung Putih, petugas keamanan membawa penginterupsi itu keluar dari ruangan sambil dia terus meneriakkan tuntutannya untuk "gencatan senjata sekarang".
Sementara penginterupsi itu dibawa keluar, audiens di dalam ruangan meneriakkan dukungan mereka untuk Biden dengan meneriakkan "empat tahun lagi".
“Saya memahami perasaannya,” lanjut Biden.
“Ini sangat rumit bagi Israel. Ini juga sangat rumit bagi dunia Muslim … Saya mendukung solusi dua negara, saya sudah mendukungnya sejak awal.”
Dikutip dari laman Gedung Putih, Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Emilie Simons pada Rabu menyatakan bahwa Washington terus melakukan negosiasi untuk menjamin pembebasan semua sandera, mengevakuasi warga AS dari Gaza, meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil, dan menciptakan "jeda kemanusiaan" untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang dihadapi warga sipil Palestina.
Sejauh ini AS selalu menolak membahas gencatan senjata karena dianggap hanya akan menguntungkan Hamas. Gedung Putih menyatakan bahwa gencatan senjata bukanlah solusi yang tepat.
Israel telah meningkatkan serangan udara dan darat ke Jalur Gaza, yang telah menjadi sasaran serangan udara berkelanjutan sejak kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober.
Israel juga memblokade total Jalur Gaza dan melarang bantuan kemanusiaan masuk. Kini, bantuan kemanusiaan sudah mulai masuk ke Gaza, tetapi jumlahnya masih jauh dari yang dibutuhkan oleh masyarakat di Gaza.
Israel sampai saat ini juga tak kunjung mengizinkan bantuan BBM masuk ke Gaza, yang menyebabkan banyak rumah sakit di Jalur Gaza berhenti beroperasi.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 8.796 warga Palestina, termasuk 3.648 anak-anak, tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Mereka juga mengatakan setidaknya 195 warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia pada Rabu kemarin.