Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) memastikan tradisi penembakan meriam sebagai penanda waktu berbuka puasa berlangsung selama Bulan Ramadan tahun ini dari berbagai lokasi, seperti Abu Dhabi, Al Ain, Al Dhafra, Ras Al Khaimah dan Umm Al Quwain.

Meriam buka puasa menjadi tradisi sekaligus daya tarik di Uni Emirat Arab setiap Bulan Suci Ramadan, seperti halnya tradisi Ramadan di berbagai belahan dunia.

Meriam-meriam tersebut, yang dikenal sebagai midfa al iftar, biasanya ditembakkan saat matahari terbenam untuk menandakan berakhirnya waktu puasa hari itu.

"Selama bulan suci, meriam akan tetap dinyalakan untuk mempertahankan adat dan praktik tradisional Ramadan sambil merangkul modernitas," kata Kementerian Pertahanan, dilansir dari The National News 20 Maret.

Di Abu Dhabi, meriam-meriam tersebut telah ditempatkan di beberapa lokasi termasuk Masjid Agung Sheikh Zayed, Qasr Al Hosn, Mother of the Nation Park dan tempat parkir Formula Satu di daerah Al Shahama.

Di Al Ain, meriam-meriam tersebut telah ditempatkan di dekat aula pernikahan di daerah Zahker dan di Benteng Al Jahili. Sementara di Ras Al Khaimah, meriam-meriam tersebut diposisikan di Al Qawasim Corniche dan Masjid Sheikh Zayed di Umm Al Quwain.

Sementara itu, Kepolisian Dubai akan menempatkan meriam Ramadan mereka di beberapa lokasi, termasuk Expo City Dubai untuk pertama kalinya.

Tahun lalu, ada lima posisi tetap di Dubai, dan polisi juga memiliki 11 meriam yang dipindahkan antar lokasi.

Diketahui, meriam berbuka puasa menjadi tradisi Ramadan di Uni Emirat Arab sejak tahun 1960-an.

Menurut protokol, empat petugas hadir di setiap penembakan. Dua mengoperasionalkan orang meriam, di mana satu melewati kartrid kosong dan yang lain memuatnya.

Dua petugas tetap di belakang sebagai penjaga meriam dan memberi perintah.

Ketika tiba waktunya berbuka puasa, perintah diberikan dan meriam ditembakkan. Tembakannya bisa terdengar dari jarak beberapa kilometer.