JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim penanganan COVID-19 sudah terkendali. Penambahan kasus harian virus corona mulai melambat.
Selama sepekan terakhir, kasus baru COVID-19 harian sebesar 782 pada 23 Februari, 782 pada 24 Februari, 1.581 pada 25 Februari, 1.661 pada 26 Februari, 1.737 pada 27 Februari, 2.098 pada 28 Februari, dan 2.058 pada 1 Maret, dan 578 pada 2 Maret.
Angka ini menurun dari pertambahan kasus baru beberapa pekan lalu yang rata-rata di atas 3.000 kasus. Bahkan, pertambahan kasus baru tertinggi terjadi pada 7 februari sebesar 4.213 kasus.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengakui penurunan kasus COVID-19 beberapa waktu belakangan karena pihaknya tidak memasifkan pemeriksaan COVID-19 kepada warga.
Saat ini, strategi testing yang Pemprov DKI jalankan hanya bagi orang dengan kategori kontak erat dengan kasus positif COVID-19.
"Testing di kita saat ini kondisinya tidak meningkat sekali karena tergantung dari kasus positif. Yang kita tes itu adalah kontak erat dengan kasus positif," kata Widyastuti di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Maret.
Meski jumlah spesimen yang diperiksa menurun, Widyastuti menegaskan Pemprov DKI tetap memenuhi standar yang dikeluarkan oleh WHO, yaitu 1:1.000 penduduk per minggu
"Jangan sampai turun di bawah standar WHO," tutur dia.
BACA JUGA:
Widyastuti menyebutkan ada faktor lain yang membuat kasus harian DKI merosot ialah melalui penguatan kebijakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Tentunya kontribusi masyarakat yang tidak abai terapkan prokes mempunyai efek positif dalam kasus corona di DKI.
"Artinya dengan meningkatnya kesadaran masyarakat sekarang (terapkan protokol kesehatan)," papar Widyastuti.
Tapi Widyastuti belum bisa memastikan ada-tidaknya pengaruh program vaksinasi untuk membantu mendongkrak penurunan kasus COVID-19 di Jakarta. Tentunya dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam, karena untuk bisa terbentuk antibodi di dalam tubuh butuh waktu lebih dari 28 hari setelah divaksinasi.
"Jadi tentu perlu pengkajian yang lebih seksama dengan melihat cakupan vaksin di suatu daerah kemudian upaya melalui promotif preventif dan 3M, dan penguatan di testing dan tracing," pungkasnya.