Bagikan:

JAKARTA - Meski sejumlah nama calon duta besar sudah diajukan pemerintah ke pimpinan DPR. Namun anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta mengatakan nama tersebut belum masuk ke komisinya.

"(Surat, red) belum. Kami belum menerima surat calon dubes ini," katanya saat dihubungi VOI, Senin, 22 Februari.

Jika nantinya surat sudah didelegasikan dari Pimpinan DPR ke komisinya, maka tahapan selanjutnya adalah menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap sejumlah calon yang diajukan tersebut.

"Selanjutnya, pimpinan mendelegasikan ke komisi terkait dalam hal ini Komisi I. Kemudian komisi akan menjadwalkan fit and proper test terhadap para calon," jelas Sukamta.

Diketahui pada Jumat, 19 Februari, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan pimpinan DPR RI sudah menerima nama calon duta besar yang diajukan oleh pemerintah. "Tapi nama-namanya saya tidak hafal," ungkapnya kepada wartawan.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah nama  beredar dan disebut sebagai calon duta besar RI. Di antara nama-nama yang ada terdapat nama mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Dia disebut jadi bakal calon duta besar RI untuk Spanyol yang berkedudukan di Madrid.

Selain itu ada juga nama mantan anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 yang juga Komisaris PT Yodya, Zuhairi Misrawi. Dalam daftar itu juga ada nama Muhammad Prakosa sebagai bakal calon duta besar RI di Roma, Italia.

Muhammad Prakosa merupakan politikus PDI Perjuangan yang juga pernah menjadi Menteri Perhatian Kabinet Persatuan Nasional pada 1999-2000 dan Menteri Kehutanan Kabinet Gotong Royong pada 2001-2004.

Nama lainnya, adalah Ketua Kadin Rosan Roeslani. Dia disebut diajukan sebagai bakal calon duta besar RI untuk Amerika Serikat di Washington D.C.

Terkait nama-nama ini, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan belum dapat mengonfirmasi sejumlah nama tersebut. Sebab, dalam prosesnya nama-nama ini memang tak dibuka ke publik.

"Saya tidak bisa konfirmasi," ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah saat dihubungi VOI, Senin, 22 Februari.

Selain itu, dia menilai, identitas para calon ini tidak bisa diungkap untuk menghormati diplomasi dengan negara yang dituju.

"Dalam praktik diplomasi nama-nama calon dubes tidak dibuka ke publik dan lazimnya sampai diperoleh persetujuan dari negara yang dituju untuk calon dubes tersebut," ungkapnya.

Kabar ini pun sudah dikonfirmasi ke Zuhairi Misrawi dan Terawan. Hanya saja, hingga berita ini dimuat, keduanya tidak membalas pesan melalui WhatsApp.