JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah dari gubernur, bupati, wali kota beserta jajarannya untuk cepat tanggap dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Respons cepat penting agar api kecil yang sebenarnya bisa diatasi tak jadi membesar dan sulit dikendalikan.
"Jangan biarkan api membesar, jangan terlambat sehingga sulit dikendalikan. Ini penting. Jangan biarkan api membesar," kata Jokowi saat memberikan arahan dalam Rakornas Pengendalian Karhutla di Istana Negara yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 22 Februari.
Dia menilai, karhutla sebenarnya perlu cepat direspon sehingga api yang kecil tak jadi membesar dan harus dipadamkan dengan menggunakan metode water bombing. Sebab, metode ini membutuhkan anggaran yang besar.
"Api kecil siram rampung. Jika diperlukan baru water bombing dan ini sudah sering dilakukan tapi kalau bisa jangan. Kecil siram mati, karena water bombing butuh anggaran gede," tegasnya.
"Tapi kalau sudah telah mau enggak mau kita pakai itu," imbuhnya.
BACA JUGA:
Jokowi menginstruksikan semua pihak di dalam rakornas tersebut untuk memprioritaskan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Hal ini perlu dilakukan agar tak terjadi hal-hal buruk imbas dari peristiwa kebakaran hutan seperti di sejumlah negara.
"Di negara besar pun ada kejadian kebakaran yang gede-gede, saya kira saudara-saudara tadi tahu semua sampai ada kota yang ikut terbakar. Hal-hal seperti ini betul-betul harus kita jadikan pelajaran. Sekali lagi prioritaskan pencegahan, jangan terlambat," ungkap dia.
Jokowi minta manajemen di lapangan harus terkonsolidasi dan terkoordinasi. "Artinya, di desa kalau ada api kecil langsung diberitahukan agar bisa tertangani di depan karena kalau sudah terlanjur besar baru ketahuan, sulit memadamkan," pungkasnya.