Bagikan:

JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menegaskan penyebab banjir yang terjadi di Jakarta bukan karena air kiriman dari daerahnya. Banjir Jakarta disebut Bima Arya juga dipengaruhi hujan lokal dengan intensitas tinggi.

Pernyataannya ini disampaikan Bima Arya menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penyebab banjir akibat air kiriman.

"Faktor lokal lebih dominan," kata Bima Arya kepada VOI, Senin, 22 Februari.

Bima Arya menyinggung kondisi debit air di Bendungan Katulampa. Bila status bendung Katulampa siaga 1, maka Jakarta akan banjir

Tetapi kondisi ini disebut Bima Arya tak terjadi akhir pekan lalu. Kondisi bendung Katulampa menurutnya siaga 3. 

"Kalau di Katulampa ketinggiannya sudah siaga 1, kemungkinan besar Jakarta akan banjir dalam 8 jam. Karena volume air yang besar menuju Jakarta. Tapi kemarin Katulampa hanya siaga 3 . Seharusnya Jakarta belum banjir," papar dia.

Karena itu, Bima Arya menyoroti sistem pengelolaan air yang juga menjadi penyebab banjir di Jakarta. 

"Di sinilah faktor sistem pengelolaan air di Jakarta yang menentukan," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menyebut banjir yang terjadi di Jalan Sudirman, Jalan Kemang Raya, Jalan Widya Chandra, hingga Jalan Tendean disebabkan oleh luapan Kali Krukut.

"Jadi curah hujan yang terjadi di kawasan hulu Kali Krukut yang melintang melintasi Jalan Jendral Sudirman. Di hulunya terjadi curah hujan yang sangat tinggi tercatat 136 mm/hari," kata Anies, Sabtu, 20 Februari.

Anies mengatakan, Kali Krukut meluap karena menampung pertambahan debit air dari hujan lokal dari kawasan Depok, Jawa Barat. Artinya, penambahan debit air bukan dari hujan lokal di kawasan Kemang atau Jalan Sudirman, melainkan kawasan antara hulu dan Jakarta.

"Lintas airnya melewati dua sungai, satu kali Mampang dan dua Kali Krukut. Kedua aliran kali itu bertemu di belakang LIPI. Lalu mengalir ke Sudirman. Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok,” ujar Anies.

Menurut Anies, biasanya jika air kiriman datang dari kawasan Bogor (hulu awal), air akan lewat Kali Ciliwung. Sementara, Kali Krukut mengalirkan air yang datang dari kawasan tengah, yakni Depok.

“Biasanya kalau hujannya di pegunungan (daerah Bogor) airnya akan lewat Kali Ciliwung, tapi kalau terjadinya hujan deras di kawasan tengah (sekitar Depok) maka lewat ke sungai aliran tengah, yakni kali Krukut ini,” tutur Anies.