Banjir di Kemang Hingga Sudirman, Anies Salahkan Luapan Air Kali Krukut dari Depok
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Humas Pemprov DKI)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut banjir yang terjadi di Jalan Sudirman, Jalan Kemang Raya, Jalan Widya Chandra, hingga Jalan Tendean disebabkan oleh luapan Kali Krukut.

Hal ini ia katakan saat meninjau genangan air di kawasan Jalan Sudirman, dekat Pintu Air Sudirman Atmaja, Jakarta Pusat.

"Jadi curah hujan yang terjadi di kawasan hulu Kali Krukut yang melintang melintasi Jalan Jendral Sudirman. Di hulunya terjadi curah hujan yang sangat tinggi tercatat 136 mm/hari," kata Anies, Sabtu, 20 Februari.

Anies bilang, Kali Krukut meluap karena menampung pertambahan debit air dari hujan lokal dari kawasan Depok, Jawa Barat. Artinya, penambahan debit air bukan dari hujan lokal di kawasan Kemang atau Jalan Sudirman, melainkan kawasan antara hulu dan Jakarta.

"Lintas airnya melewati dua sungai, satu kali Mampang dan dua Kali Krukut. Kedua aliran kali itu bertemu di belakang LIPI. Lalu mengalir ke Sudirman. Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok,” ujar Anies.

Menurut Anies, biasanya jika air kiriman datang dari kawasan Bogor (hulu awal), air akan lewat Kali Ciliwung. Sementara, Kali Krukut mengalirkan air yang datang dari kawasan tengah, yakni Depok.

“Biasanya kalau hujannya di pegunungan (Daerah Bogor) airnya akan lewat Kali Ciliwung, tapi kalau terjadinya hujan deras di kawasan tengah (sekitar Depok) maka lewat ke sungai aliran tengah, yakni kali Krukut ini,” tutur Anies.

Saat ini, seluruh jajaran Pemprov DKI telah melakukan upaya untuk membersihkan sampah di aliran sungai dan mengerahkan pompa mobile baik di kawasan Sudirman maupun di Kemang yang menjadi aliran kali Krukut.

Selanjutnya, air akan dialirkan ke Kanal Banjir Barat (KBB). Namun, hal ini juga memerlukan waktu. Sebab, KBB masih menampung kiriman air dari daerah hulu.

“Sesudah ini air akan mengalir ke Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Barat permukaan airnya masih tinggi. Karena air dari Sungai Ciliwung masih mengalir masuk ke kota. Jadi saat ini memang Jakarta sore ini, masih menerima aliran dari kawasan Selatan . Itu Depok maupun puncak. Kalau itu sudah reda InsyaAllah lebih terkendali,” tutup Mendikbud era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.