Presiden Jokowi: 99 Persen Karhutla Terjadi karena Ulah Manusia
Presiden Joko Widodo (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air disebabkan oleh manusia. Pembakaran ini, kata dia, juga kerap dilakukan dengan motif ekonomi.

"99 persen kebakaran hutan dan lahan itu adalah ulah manusia baik disengaja maupun tidak disengaja karena kelalaian dan motif utama selalu satu, ekonomi. Karena saya tahu pembersihan lahan dengan pembakaran itu adalah cara yang paling murah," kata Presiden Jokowi saat memberikan arahan dalam Rakornas Pengendalian Karhutla di Istana Negara yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 22 Februari.

Dengan kondisi ini, eks Gubernur DKI Jakarta ini kemudian meminta agar jajarannya mencari solusi yang permanen dalam upaya melakukan pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan. Utamanya untuk masa mendatang.

Selain itu, dia juga meminta kepala daerah dan jajaran pemerintah daerah untuk memberikan edukasi dari mulai masyarakat hingga ke pihak korporasi. Supaya, ke depan, mereka tak menggunakan cara pembakaran untuk membuka lahan.

"Mulai edukasi kepada masyarakat, ke perusahan, dan korporasi. Harus ditata ulang kembali, cari solusi agar korporasi dan masyarakat membuka lahan tidak dengan cara membakar," tegas Jokowi.

Lebih lanjut, dia juga berpesan kepada para jajarannya terutama yang menangani karhutla. Jokowi meminta jangan sampai terlambat dalam melakukan penanganan kebakaran ini.

"Jangan biarkan api membesar, jangan terlambat sehingga sulit dikendalikan. Ini penting," ungkapnya.

Dia mengatakan, kesigapan dan tanggapnya pemerintah daerah dinilai penting untuk menanggulangi kebakaran hutan sebelum terlanjur membesar dan menjadi sulit untuk dikendalikan.

"Sebetulnya hanya respon yang cepat saja, api kecil siram rampung jika diperlukan water bombing. Ini sudah sering dilakukan tapi kalau bisa jangan. Kecil siram mati karena water bombing butuh anggaran gede tapi kalau sudah telat mau enggak mau kita pakai itu," pungkasnya.