JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 14 kejadian kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang terjadi sepanjang Juni hingga Oktober 2023.
"Kebakaran TPA yang yang tercatat di kita pada periode Juni, Juli, Agustus, hingga Oktober itu ada 14 TPA, di mana-mana mulai dari Sabang sampai Merauke," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dikutip ANTARA, Selasa, 17 Oktober.
Abdul menjelaskan pada kebakaran di TPA Sarimukti Jawa Barat, pemadaman api cukup alot, lantaran banyak timbunan plastik. Timbunan plastik tersebut menghalangi air pemadaman merembes ke bawah.
Wilayah yang terbakar di TPA Sarimukti, kata Abdul, memiliki ketinggian hampir 70 meter. Pemadaman dengan bantuan satgas darat dan heli bom air dapat mengendalikan 70 persen kebakaran yang terjadi dan masih harus terus memantau titik api yang timbul kemudian.
"Laporan dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) juga ada peningkatan jumlah pasien ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan lain-lain," kata dia.
Abdul mengatakan tidak ada upaya pemadaman yang lebih optimal dibanding menjatuhkan bom air dengan helikopter dan melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
BACA JUGA:
Namun pengawasan terhadap timbulnya api, kata dia, harus menjadi kewaspadaan masyarakat, terutama untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan, atau menyalakan api di kawasan rawan terbakar.
Selain itu BNPB pada pekan ini berfokus pada pemadaman kebakaran di TPA Suwung, Bali. Dua helikopter bom air dari wilayah lain digeser sementara untuk pemadaman melalui guguran air.
"Sekali lagi, bahwa 99 persen penyebab kebakaran itu adalah ulah manusia sengaja atau tidak sengaja. Jadi mari kita sama-sama jaga lingkungan kita, lihat situasi dan kondisi. Cegah, minimal di lingkungan kita masing-masing itu tidak ada karhutla. Atau kalaupun terjadi karhutla, karena kita kendalikan dengan segera," ujar Abdul.