Karhutla di NTT Berpotensi Meluas, BPBD Nagekeo Lakukan Antisipasi
Petugas memadamkan kebakaran lahan di Ogan Ilir, Sumsel, pada Agustus 2019. (Antara/Nova W)

Bagikan:

NTT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat cuaca ekstrem di wilayah tersebut.

"Pertama, kami sudah melakukan sosialisasi ke desa-desa, khususnya desa yang sering terjadi kebakaran yaitu Desa Aeramo, Desa Anakoli, dan Desa Tendatoto. Itu beberapa titik yang terdeteksi menjadi titik panas di Kabupaten Nagekeo," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nagekeo Agustinus Pone ketika dihubungi dari Ende, Kamis 2 Juni.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, ada potensi meluasnya karhutla di NTT selama sepekan ke depan. Hal itu terjadi karena NTT telah berada pada musim kemarau dengan suhu yang terik.

Menyikapi potensi tersebut, BPBD Kabupaten Nagekeo melakukan langkah sosialisasi dan koordinasi dengan TNI-Polri yang tujuannya mengawasi potensi karhutla akibat ulah manusia.

Agustinus mengatakan salah satu penyebab karhutla ulah faktor sosial budaya yang menyangkut manusia.

Dia menyebut ada aktivitas berburu yang akan terjadi beberapa bulan ke depan oleh beberapa komunitas adat.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan pengawasan secara terpadu ke wilayah-wilayah yang memiliki potensi itu untuk meminimalisasi terjadinya karhutla.

BPBD berkomitmen memastikan karhutla tidak masif di Kabupaten Nagekeo. Selain koordinasi dengan TNI-Polri, BPBD Kabupaten Nagekeo juga menggandeng organisasi perangkat daerah lain, seperti pihak kehutanan sebagai tim pemandu tingkat lapangan.

"Untuk penyebab kebakaran ini kami boleh buat asumsi karena disengaja. Pertama, budaya berburu, dan kedua, kebakaran terjadi di ladang ternak. Jadi kami sudah antisipasi untuk lakukan monitoring terpadu," tandasnya.