BMKG Ingatkan Warga NTT Soal Potensi Kebakaran Hutan di Musim Kemarau
Ilustrasi/Foto: Antara

Bagikan:

LABUAN BAJO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengantisipasi potensi bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi pada musim kemarau tahun 2022.

"Secara umum wilayah NTT saat ini sudah memasuki musim kemarau. Yang perlu diantisipasi adalah potensi bencana hidrometeorologi kering seperti kekeringan dan kebakaran hutan lahan," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Selasa 19 Juli.

Antisipasi potensi bencana karhutla, kata dia, bisa dilakukan warga dengan tidak membakar lahan atau melakukan aktivitas yang berpotensi membuat kebakaran, sedangkan antisipasi kekeringan, antara lain dengan menabung dan menghemat air.

Fachri juga meminta masyarakat untuk aktif memantau informasi cuaca dari BMKG. Berbagai kanal telah disediakan BMKG untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi cuaca, seperti kanal laman resmi BMKG, akun sosial media BMKG, dan aplikasi mobile info BMKG.

Berkaitan dengan antisipasi bencana kekeringan, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo juga meminta masyarakat untuk waspada dengan dampak kekeringan.

"Hemat dan gunakan air secara bijak supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama," ujarnya dikutip Antara.

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek meminta para petani tidak membersihkan lahan atau membuka lahan baru dengan cara membakar untuk mencegah karhutla.

Ia mengatakan angin kencang yang masih terjadi pada sebagian wilayah Manggarai Barat akan mengakibatkan kebakaran meluas pada area lain.

Selain itu, kata dia, angin kencang dan gelombang tinggi juga terjadi untuk wilayah perairan.

Meskipun NTT telah memasuki musim kemarau, Sti menyebut beberapa titik di wilayah Kabupaten Manggarai Barat masih mengalami hujan dengan intensitas ringan karena fenomena La Nina yang masih aktif.

"Sehingga walaupun sudah musim kemarau tapi masih ada hujan sampai saat ini terutama di wilayah Manggarai Barat dataran tinggi," kata dia.