Iran Larang Inspektur Senior Pengawas Nuklir PBB, Kepala IAEA: Pukulan yang Sangat Serius
Reaktor Nuklir Arak Iran. (Wikimedia Commons/Nanking2012)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, larangan Iran terhadap beberapa inspektur pengawas nuklir PBB yang paling berpengalaman dan ahli, dalam tim yang diizinkan untuk beroperasi di negara tersebut merupakan "pukulan yang sangat serius" terhadap pekerjaan badan tersebut.

Teheran memberi tahu IAEA pada bulan September, mereka mengambil langkah yang dikenal sebagai de-designation terhadap sejumlah inspektur senior. Sebagai respons, IAEA mengatakan pada saat itu, meskipun Iran diperbolehkan melakukan hal tersebut, namun cara yang dilakukan belum pernah terjadi sebelumnya dan merugikan pekerjaan mereka.

"Ini merupakan pukulan yang sangat serius terhadap kemampuan kami untuk melakukan hal tersebut," kata Grossi pada konferensi pers, ketika ditanya sejauh mana tindakan tersebut telah mempengaruhi kemampuan IAEA untuk melakukan inspeksi di Iran, dilansir dari Reuters 23 November.

IAEA tidak akan mengatakan berapa banyak inspektur yang dicabut penunjukannya. Para diplomat menyebutkan jumlahnya sedikit lebih dari segelintir orang.

Meskipun jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari lebih dari 100 inspektur yang ditugaskan di Iran, mereka termasuk di antara pakar pengayaan uranium terkemuka di IAEA, kata para pejabat.

Seorang diplomat menyebutkan, jumlah inspektur yang dilarang dalam gelombang ini adalah delapan orang, semuanya orang Prancis dan Jerman. Mereka menambahkan, hanya tersisa satu ahli pengayaan dalam tim yang ditugaskan ke Iran.

Sedangkan seorang diplomat senior menyatakan, jumlah ahli pengayaan lainnya yang memiliki pengetahuan yang dibutuhkan mungkin kurang dari lima.

"Tidak banyak negara yang memiliki keahlian seperti ini. Dan biasanya negara-negara yang memiliki keahlian ini sangat enggan untuk melepaskan keahlian tersebut. Mereka juga merupakan inspektur yang akrab dengan fasilitas tersebut, sudah berada di sana selama bertahun-tahun untuk memeriksa fasilitas tersebut," terang diplomat senior tersebut, mengacu pada inspektur yang tidak ditunjuk lagi.

Pentingnya pengalaman tersebut diilustrasikan pada Bulan Januari, ketika seorang inspektur melihat adanya perubahan kecil namun substansial pada rangkaian, atau kelompok, sentrifugal pengayaan uranium yang tidak diberitahukan oleh Iran kepada IAEA. Perubahan tersebut menyebabkan lonjakan tingkat pengayaan menjadi 83,7 persen.

Belakangan, inspektur yang melihat perubahan itu, seorang ahli pengayaan Rusia, dicopot dari posisinya tahun ini, tidak lama sebelum inspektur lainnya, tambah diplomat itu.

Diketahui, pengayaan uranium adalah inti dari program nuklir Iran, dan proses di mana uranium dimurnikan hingga tingkat 60 persen, mendekati sekitar 90 persen yang merupakan tingkat senjata.

Iran membantah berupaya membuat senjata nuklir, namun tidak ada negara lain yang melakukan pengayaan hingga tingkat tersebut tanpa memproduksinya.