Ada Sabotase, Iran Batasi Akses IAEA ke Fasilitas Pengayaan Uranium
Ilustrasi fasilitas nuklir Iran. (Wikimedia Commons/Nanking2012)

Bagikan:

JAKARTA - Iran telah membatasi akses pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke pabrik pengayaan uranium utamanya di Natanz, dengan alasan masalah keamanan setelah apa yang Disebut sebagai serangan sabotase di situs tersebut oleh Israel pada Bulan April.

"Karena kecelakaan atau sabotase pada bulan April, akses tertentu telah dibatasi untuk alasan keselamatan dan keamanan," kata seorang diplomat yang berbasis di Wina, menambahkan bahwa langkah itu memiliki dampak yang sangat kecil pada kemampuan badan tersebut untuk melakukan verifikasi.

Kebuntuan itu, yang menurut seorang pejabat telah berlangsung selama berminggu-minggu, sedang dalam proses penyelesaian, kata para diplomat. 

Tetapi, itu juga telah meningkatkan ketegangan dengan Barat seperti halnya pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS) tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, yang telah ditunda tanpa tanggal yang ditetapkan untuk dimulainya kembali

Ini mengikuti berbagai langkah Iran yang melanggar Kesepakatan Nuklir 2015, membuat marah Washington dan sekutunya, mulai dari pengayaan uranium mendekati tingkat senjata, hingga kegagalan menjelaskan asal partikel  uranium yang ditemukan oleh pengawas nuklir AS di beberapa situs yang tidak diumumkan.

"Mereka memprovokasi kami," kata seorang diplomat Barat yang mengikuti IAEA, menambahkan bahwa inspektur harus dapat memiliki akses penuh minggu depan, seperti mengutip Reuters Kamis 1 Juli.

Pejabat Iran tidak segera tersedia untuk dimintai komentar, sementara IAEA menolak berkomentar, mengutip kebijakan umumnya untuk tidak mengomentari masalah inspeksi.

Di luar masalah keamanan dan keselamatan yang disebutkan menjadi alasan Iran untuk membatasi 'secara halus' kunjungan tim inspeksi IAEA, Teheran diketahui terlibat perselisihan terkait akses inspeksi dengan badan PBB tersebut sebelumnya.

Iran pada tahun 2020 menolak akses IAEA ke dua lokasi untuk inspeksi mendadak. Pada 2019, Iran menahan inspektur IAEA dan menyita dokumen perjalanannya.

IAEA sejauh ini berhenti melaporkan masalah tersebut kepada negara-negara anggotanya, mengadakan pertemuan darurat Dewan Gubernur yang beranggotakan 35 negara seperti yang terjadi pada November 2019, ketika Iran secara singkat menahan inspektur IAEA yang menurut para diplomat telah mencari akses ke Natanz.

IAEA dan Iran telah membahas masalah ini untuk menghindari pembatasan ini menjadi permanen dan mengikis kemampuan verifikasi.

Sebelumnya, sebuah ledakan dan pemadaman listrik pada Bulan April di Natanz, jantung program pengayaan uranium Iran, disebut telah merusak sentrifugal di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) skala komersial bawah tanah di sana. Laporan triwulanan terakhir IAEA tentang Iran pada Bulan Mei menunjukkan output pengayaannya telah melambat.