Tegaskan Netralitas, IAEA Ajak Korea Selatan Bergabung dalam Tim Verifikasi Air Radioaktif Fukushima
Pakar IAEA saat mengunjungi Fukushima tahun 2013. (Wikimedia Commons/IAEA Imagebank)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi berharap, ahli nuklir Korea Selatan akan berpartisipasi dalam pemantauan pengawas nuklir PBB, terkait rencana pelepasan air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima oleh Jepang. 

Ini disampaikannya dalam wawancara dengan Kantor Berita Yonhap, terkait dengan pelibatan Korea Selatan dalam tim verifikasi IAEA, di tengah meningkatnya kekhawatiran lantaran air radioaktif yang akan dibuang ke Samudra Pasifik mengandung Tritium.

"Saya harap begitu. Ada banyak bakat di negara Anda, terutama di bidang ini, di mana Korea Selatan adalah salah satu negara terkemuka di dunia, di bidang energi nuklir, ilmu nuklir dan teknologi nuklir," kata Grossi, melansir Korea Times, Rabu 21 April.

"Saya yakin itu akan mencakup tim yang kaya dan kuat. Kolaborasi para ahli dari negara Anda akan sangat berharga," tambah Grossi sambil menambahkan akan menginformasikan Seoul

Salah satu kekhawatiran Seoul sekaligus menjadi keprihatinan adalah, Tokyo belum merinci informasi terkait air radioaktif yang akan dibuang. Karenanya, Seoul menilai perlu terlibat dalam tim verifikasi. 

Grossi menegaskan sebagai badan teknis internasional, organisasinya tdak memihak siapa pun dalam masalah pelepasan air radioaktif dari Fukushima ini.

"Misi yang kami miliki adalah, memastikan, mengesahkan seluruh operasi sebelum, selama pelaksanaan dan setelah penilaian, sejalan dengan standar yang diakui secara internasional," paparnya.

Ditambahkan olehnya, IAEA akan mengirimkan misi teknis pertama ke Jepang dalam tahun ini. Dan, Ia akan berkunjung ke Jepang sebelum operasi pelepasan air dimulai.

"Semua ini tentang bagaimana IAEA dapat bergabung dengan proses ini, untuk memastikan secara tepat kapan operasi dimulai, air yang dilepaskan ke laut, tidak memiliki efek negatif yang berbahaya pada lingkungan, air dan ikan," pungkasnya.