Jepang Buang 1,3 Juta Ton Air Radioaktif ke Laut: Korea Selatan dan China Meradang, Amerika Mendukung
Pakar IAEA saat meninjau PLTN Fukushima. (Wikimedia Commons/IAEA Imagebank)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Hari Selasa menyatakan penyesalan mendalam atas keputusan Jepang untuk membuang air yang terkontaminasi bahan radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke Samudra Pasifik.

Kendati pembuangan air radioaktif tersebut paling cepat terealisasi pada tahun 2023 mendatang, Korea Selatan bersama China keberatan dengan keputusan ini, mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan.

"Pemerintah sangat menyesal atas keputusan Pemerintah Jepang untuk melepaskan air yang terkontaminasi dari pembangkit nuklir Fukushima ke laut," kata Kepala Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah Koo Yoon-cheol dalam pertemuan di Government Complex Seoul, seperti melansir Koreatimes, Selasa 13 April.

"Pemerintah Korea Selatan akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan sejalan dengan prinsip menjaga rakyat Korea aman dari air yang terkontaminasi dari pabrik Fukushima," tegasnya.

pltn fukushima
PLTN Fukushima. (Wikimedia Commons/IAEA Imagebank)

Koo melanjutkan, pemerintah juga meminta Jepang untuk memastikan pengungkapan transparan dan verifikasi informasi terkait dengan pelepasan air radioaktif. Tak hanya itu, Korea Selatan juga akan menyampaikan protes dan meminta jaminan keselamatan rakyat Korea Selatan dan mencegah kerusakan lingkungan dari Pemerintah Jepang.

"Pemerintah akan menyampaikan keprihatinannya kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan meminta komunitas internasional untuk secara obyektif meninjau masalah keselamatan terkait dengan pelepasan air Fukushima," paparnya.

Senada dengan Korea Selatan, China juga menyatak ketidaksetujuannya dengan keputusan Jepang. China menyebut, kendati ada keraguan serta tentangan dari dalam dan luar negeri, belum mempertimbangkan semua metode pembuangan yang aman dan berkonsultasi dengan negara tetangga, Jepang memilih untuk membuang air radioaktifnya.

"Ini sangat tidak bertanggung jawab dan akan sangat mempengaruhi kesehatan manusia dan kepentingan langsung orang-orang di negara tetangga," kata Kementerian Luar Negeri China.

fukushima
Pakar IAEA di PLTN Fukushima. (Wikimedia Commons/IAEA Imagebank)

"Kami mendesak pihak Jepang untuk menghadapi tanggung jawabnya, mengikuti ilmu pengetahuan, memenuhi kewajiban internasionalnya dan menanggapi keprihatinan serius dari komunitas internasional, negara-negara tetangga dan rakyatnya sendiri. Mereka harus mengevaluasi kembali masalah tersebut dan menahan diri dari sembrono. membuang air limbah sebelum mencapai konsensus dengan semua pemangku kepentingan dan IAEA melalui konsultasi penuh," kritik China.

Terlepas dari protes dari Korea Selatan dan China, Amerika Serikat membela keputusan Jepang. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan, mereka menyadari Pemerintah Jepang memeriksa beberapa opsi terkait pengelolaan air olahan yang saat ini disimpan di lokasi di situs Fukushima Daiichi.

"Dalam situasi yang unik dan menantang ini, Jepang telah mempertimbangkan opsi dan efeknya, telah transparan tentang keputusannya, dan tampaknya telah mengadopsi pendekatan sesuai dengan standar keselamatan nuklir yang diterima secara global," sebut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.