Bagikan:

JAKARTA - Mantan Ketua DPR RI, Marzuki Alie membongkar rahasianya dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kisah yang disebut-sebut membuat Megawati Soekarnoputri dua kali kecolongan. 

Menurut Marzuki, rahasia itu muncul dalam sebuah pertemuan di Hotel Sheraton Bandara tahun 2004 silam. Presidennya kala itu masih Megawati Soekarnoputri-Hamzah Haz. Pertemuan itu terjadi setelah Partai Demokrat lolos dalam pemilu legislatif.

"2004 setelah lolos dalam pemilu empat mata dengan SBY dan disaksikan oleh Pak Hadi Utomo, di Sheraton Bandara di meja rapat ada buku-buku kecil, saya pikir mau rapat, rupanya yang datang SBY sendiri," kata Marzuki Alie dalam diskusi yang ditayangkan di kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored dilihat VOI, Senin, 15 Februari.

Dalam pertemuan itu, SBY memberitahu ke Marzuki Alie kalau dia bakal maju dalam pemilihan presiden 2004. SBY sudah menentukan pasangannya yaitu Jusuf Kalla (JK). Saat itu SBY adalah Menko Polhukam dan JK adalah Menko Kesejahteraan Rakyat di zaman Presiden Megawati Soekarnoputri. Saat itu SBY mengatakan Megawati kecolongan dua kali.

"Di dalam situ dia (SBY) menyampaikan akan berpasangan dengan Pak JK dan Bu Mega akan kecolongan dua kali. Artinya, kecolongan pertama dia pindah, kecolongan kedua dia ambil Pak JK itu kalimatnya. Pak Marzuki orang yang pertama saya kasih tahu, nanti kita rapat," kata Marzuki mengungkap rahasia itu.

Dalam pertemuan itu, Marzuki Alie belum menjadi kader Partai Demokrat. Dia masih duduk sebagai salah satu direktur di perusahaan BUMN. Lalu Marzuki bertanya kepada SBY langkah ke depannya. SBY menyarankan Marzuki Alie untuk bergabung sepenuhnya dengan Demokrat.

"Masuk demokrat saja. Saya direktur Semen Baturaja, Pak SBY minta saya berhenti. Waktu SBY minta saya masuk Demokrat, saya sampaikan, 'pak saya siap'," kata Marzuki.

Mendengar pengakuan ini, Akbar Faisal langsung bertanya. Apakah ini yang menyebabkan hubungan SBY dan Megawati menjadi dingin? Marzuki Alie tidak mau berspekulasi.

"Kelihatannya. Saya enggak mengerti. Saya enggak mau terlalu jauh, tapi kalimatnya seperti itu. Saya menangkap apa adanya. Saya enggak mau menambah, saya enggak mau mengurangi. Nanti orang salah mengartikan," kata Marzuki.