Topan Khanun Mendekat, 37 Ribu Peserta Jambore Pramuka Internasional Dievakuasi ke Seoul dan Tujuh Wilayah Lainnya
Evakuasi peserta Jambore Pramuka Internasional 2023 di Korea Selatan. (Sumber: WSBureau Inc/NUNO PERESTRELO)

Bagikan:

JAKARTA - Sekitar 37.000 Pramuka yang berpartisipasi dalam Jambore Pramuka Dunia ke-25 meninggalkan perkemahan di Saemangeum menuju Seoul dan tujuh wilayah lain pada Hari Selasa, empat hari lebih cepat dari jadwal, menyusul Topan Khanun yang mendekat dengan cepat.

Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min mengatakan, pemerintah mengerahkan lebih dari 1.000 bus untuk merelokasi sekitar 37.000 orang dari 156 negara.

"Empat helikopter polisi dan 273 mobil patroli juga dikerahkan untuk pergerakan aman para peserta," kata Lee selama pengarahan media, dilansir dari Korea Times 9 Agustus.

Menurut pemerintah, para peserta tersebar di 128 akomodasi di seluruh negeri, termasuk 64 di Provinsi Gyeonggi, 18 di Provinsi Chungcheong Selatan, 17 di Seoul dan delapan di Incheon.

Sebagian besar tempat adalah asrama perguruan tinggi atau fasilitas pelatihan pemerintah dan perusahaan, seperti Asrama Songdo Universitas Yonsei, asrama Universitas Baekseok di Cheonan dan asrama Universitas Myongji di Yongin.

Seorang peserta dari negara Eropa mengatakan, dia memiliki perasaan campur aduk tentang meninggalkan perkemahan yang dikritik oleh banyak orang karena tidak siap dalam banyak aspek, termasuk kekurangan toilet, pancuran dan fasilitas pendingin di tengah gelombang panas yang melanda Negeri Ginseng.

evakuasi peserta jambore internasional
Evakuasi peserta Jambore Pramuka Internasional 2023 di Korea Selatan. (Sumber: WSBureau Inc/Jean Pierre POUTEAU)

"Saya senang kami pergi, karena keselamatan peserta kami," katanya kepada The Korea Times, meminta untuk tidak disebutkan namanya.

"Tapi di saat yang sama, sedih karena kami tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan petualangan kami dan bertemu Pramuka dari negara lain. Kami membayar mahal dan kami menunggu selama empat tahun untuk datang ke sini," ungkapnya.

Terpisah, Perdana Menteri Han Duck-soo menekankan, evakuasi dari perkemahan tidak berarti penangguhan perkemahan pemuda internasional terbesar, tetapi merupakan bagian dari langkah-langkah manajemen krisis untuk melindungi semua peserta terlebih dahulu.

"Perusahaan, militer dan masyarakat telah bergandengan tangan dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan keamanan acara tersebut," kata PM Han dalam rapat Kabinet.

"Pemerintah akan memberikan upaya penuh hingga akhir untuk menyelesaikan acara dengan sukses," tandas PM Han.

Sementara itu, seorang pejabat di panitia penyelenggara Jambore Pramuka Internasional ke-25 mengatakan, selama sisa masa tinggal di Korea, peserta akan berpartisipasi dalam program yang disiapkan oleh Organisasi Gerakan Pramuka Dunia, serta berbagai program budaya lain yang ditawarkan oleh pemerintah daerah dan entitas lainnya.

"Kami sedang mendiskusikan detailnya dengan institusi terkait dan akan membuat pengumuman segera setelah semuanya ditetapkan," kata pejabat itu.

Diketahui, Jambore Pramuka Internasional ke-25 semula diikuti lebih dari 43.000 peserta dari 159 negara. Tetapi, 1.500 anggota delegasi AS dan 4.400 anggota Inggris, bersama dengan peserta dari Singapura, menarik diri dari perkemahan sebelumnya dengan alasan risiko yang ditimbulkan oleh gelombang panas.

Jambore Pramuka Internasional berikutnya akan dihelat empat tahun mendatang, dengan Kota Gdansk, Polandia yang akan bertindak sebagai tuan rumah.