Bagikan:

JAKARTA - Sepuluh orang pejuang pro pemerintah tewas dan enam lainnya luka-luka, akibat serangan ISIS di Suriah timur, menurut kelompok pemantau.

Para militan menyerang kendaraan-kendaraan militer, pos-pos pemeriksaan milik rezim dan milisi-milisi lokal di bekas kubu pertahanan mereka di Raqqa, menurut Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).

ISIS kemudian dikatakan berhasil menguasai posisi-posisi tersebut selama beberapa jam, melansir The National News 8 Agustus.

Sejak tersingkir dari benteng terakhirnya di Baghouz pada Maret 2019, kekuatan ISIS telah jauh berkurang. Tetapi, kelompok teror ini masih mempertahankan kehadirannya di sebagian besar wilayah pedesaan di Irak dan Suriah, di mana sisa-sisanya melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan dan warga sipil.

ISIS juga telah melakukan serangan bom bunuh diri di kota-kota besar, termasuk satu serangan di Baghdad yang menewaskan 35 orang pada tahun 2021.

Pemimpinnya, Abu Hussein Al Husseini Al Qurashi, terbunuh dalam bentrokan dengan kelompok ekstremis Hayat Tahrir Al Syam di Provinsi Idlib, Suriah, menurut konfirmasi ISIS pekan lalu.

Tidak ada komentar segera mengenai serangan Hari Senin di media Pemerintah Suriah.

Diketahui, sebanyak 196 tentara rezim dan milisi sekutu telah terbunuh oleh ISIS sejak awal tahun ini, dalam 105 serangan di wilayah gurun Deir Ezzor, Raqqa, Homs, Aleppo, Suweida dan Hama, menurut estimasi SOHR.

Angka ini termasuk 37 anggota milisi yang didukung Iran, yang dengan gigih mendukung Presiden Bashar Al Assad selama perang saudara. Sementara, jumlah warga sipil yang tewas mencapai 157 orang.

Sementara itu, pasukan koalisi internasional masih berada di Suriah untuk memastikan ISIS habis, bekerja sama dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh Kurdi di bagian timur laut. Kendati, pasukan SDF juga sering menjadi sasaran sel tidur ISIS.

Terpisah, Amerika Serikat telah memperingatkan kelompok teror tersebut dapat kembali ke Suriah dalam waktu satu hingga dua tahun, jika Washington menarik diri.