JAKARTA - Korea Selatan mengirimkan puluhan dokter dan perawat militer untuk membantu di lokasi perkemahan Jambore Pramuka Internasional ke-25 yang berlangsung di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara pada Hari Kamis, setelah ratusan peserta remaja jatuh sakit akibat gelombang panas yang melanda negara tersebut.
Sedikitnya 600 peserta jambore yang dimulai pada Hari Selasa, sejauh ini telah dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan gelombang panas, kata para pejabat.
Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo memerintahkan 30 dokter militer dan 60 perawat untuk pergi ke kamp untuk menangani keadaan darurat, kata kantornya.
Sedangkan Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min menyerukan agar lebih banyak ambulans, bus antar-jemput dan pendingin ruangan tetap disiagakan.
"Sebagian besar dari mereka mengalami gejala-gejala ringan, seperti sakit kepala, pusing dan mual dan semuanya kembali ke tempat perkemahan mereka," kata seorang pejabat pemadam kebakaran di Provinsi Jeolla Utara, sebelah barat daya Seoul, kepada para wartawan, melansir Reuters 3 Agustus.
Lebih dari 43.000 peserta, sebagian besar dari mereka adalah anggota pramuka berusia antara 14 dan 17 tahun, menghadiri jambore tersebut, pertemuan global pertama pramuka sejak pandemi. Mereka berkemah di sebuah area lahan reklamasi di mana suhu diperkirakan akan mencapai 35 derajat Celcius pada Hari Kamis.
Pemerintah setempat sebelumnya mengeluarkan peringatan suhu panas dalam empat tahun terakhir, lantaran di beberapa wilayah dapat memiliki suhu lebih dari 38 derajat Celcius (100,4 Fahrenheit) minggu ini.
BACA JUGA:
Sementara itu, badan cuaca Korea Selatan memperkirakan gelombang panas akan berlangsung hingga minggu depan. Sementara, acara pramuka berakhir pada 12 Agustus.
Sedangkan kementerian yang mengawasi penyelenggaraan acara tersebut mengatakan, mereka memantau cuaca untuk memastikan keselamatan para peserta.