Uni Eropa, Norwegia dan Islandia Resmi Cabut Pembatasan Impor Makanan dari Jepang Pasca-bencana PLTN Fukushima
Ilustrasi penjualan hasil laut Jepang. (Wikimedia Commons/Raita Futo)

Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa, Norwegia dan Islandia pada Hari Kamis secara resmi mencabut pembatasan impor produk makanan dari beberapa wilayah Jepang, pasca-bencana PLTN Fukushima pada tahun 2011 silam.

"Pada tanggal 3 Agustus, pencabutan tindakan pembatasan impor produk makanan Jepang oleh Uni Eropa (UE) mulai berlaku. Langkah-langkah ini diperkenalkan setelah kecelakaan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi milik TEPCO pada tahun 2011 dan telah ditinjau ulang," jelas Kementerian Luar Negeri Jepang dalam keterangan di situsnya, seperti dikutip Kamis 3 Agustus.

"Pada Bulan Juli tahun ini, Uni Eropa mengumumkan untuk mencabut langkah-langkah ini," lanjut pernyataan tersebut,

"Norwegia dan Islandia juga telah mencabut pembatasan serupa pada tanggal 3 Agustus, setelah menyelesaikan prosedur internal mereka," sebut pernyataan itu.

Sebagai hasil dari perubahan ini, jumlah negara dan wilayah yang mempertahankan kontrol impor karena masalah keamanan radioaktiv berkurang menjadi sembilan, dengan Swiss diperkirakan akan mengikutinya pada 15 Agustus, seperti mengutip Kyodo News.

penjualan hasil laut jepang
Ilustrasi penjualan hasil laut Jepang. (Wikimedia Commons/Sanjo)

Penghapusan persyaratan bagi Jepang untuk menguji radionuklida dan memberikan sertifikasi keamanan untuk beberapa makanan laut dan produk pertanian, merupakan berita baik bagi para produsen di Fukushima, serta produsen di sembilan prefektur lain yang terkena dampak, yakni Miyagi, Yamagata, Ibaraki, Gunma, Niigata, Yamanashi, Nagano, Iwate dan Shizuoka.

"Pemerintah Jepang menyambut baik pencabutan langkah-langkah yang dilakukan oleh Uni Eropa dan negara-negara tersebut, karena hal ini akan mendorong rekonstruksi daerah-daerah yang terkena dampak Gempa Bumi Besar Jepang Timur," tulis Kementerian Luar Negeri Jepang.

Diketahui, Uni Eropa secara bertahap melonggarkan pembatasannya selama beberapa tahun terakhir. Blok Eropa yang beranggotakan 27 negara ini mengumumkan keputusannya untuk mengakhiri langkah-langkah tersebut berdasarkan alasan ilmiah pada tanggal 13 Juli, dalam pertemuan puncak Uni Eropa-Jepang di Brussels, Belgia, yang dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Keputusan Uni Eropa ini muncul setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada awal Juli menyimpulkan, rencana Jepang untuk melepaskan air radioaktif yang telah diolah dari PLTN Fukushima yang rusak ke laut sesuai dengan standar keamanan internasional, dan akan memiliki dampak radiologis yang dapat diabaikan terhadap manusia dan lingkungan.

Namun dalam sebuah pernyataan yang dibuat pada tanggal 13 Juli, Uni Eropa meminta pemerintah Jepang untuk terus memantau produk dalam negeri untuk radioaktivitas, dengan fokus khusus pada "ikan, produk perikanan, dan rumput laut yang dekat dengan lokasi pelepasan air yang terkontaminasi," dan juga mengumumkan hasilnya kepada publik.

Sebelumnya sekitar 55 negara telah melakukan pembatasan impor makanan Jepang, karena kekhawatiran akan kontaminasi radiasi setelah bencana PLTN Fukushima.

Amerika Serikat, Israel dan Singapura mencabut semua pembatasan impor produk makanan Jepang pasca-bencana PLTN Fukushima pada tahun 2021. Sementara Inggris dan Indonesia mencabutnya pada tahun 2022.

Sementara China, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong dan Makau mempertahankan pembatasan impor pada produk makanan Jepang.