Pejabat Jepang Khawatir Larangan Produk <i>Seafood</i> oleh China Usai Pelepasan Air Limbah Radioaktif PLTN Fukushima
Tangki air limbah radioaktif di PLTN Fukushima, Jepang. (Wikimedia Commons/IAEA Imagebank)

Bagikan:

JAKARTA - Pejabat Jepang khawatir China akan memperluas larangannya terhadap produk seafood Jepang, setelah Tokyo kelak melepaskan limbah radioaktif PLTN Fukushima ke Samudra Pasifik, sementara Beijing merupakan importir terbesar jenis produk tersebut.

Badan pengawas nuklir PBB pekan ini memberikan lampu hijau kepada Jepang untuk mengeluarkan lebih dari satu juta metrik ton air limbah radioaktif, yang digunakan untuk mendinginkan batang bahan bakar PLTN setelah rusak akibat gempa bumi dan tsunami 2011.

Pelepasan air yang direncanakan dari PLTN di utara Tokyo mendapat tentangan di dalam dan luar negeri, meskipun ada jaminan Jepang bahwa itu aman setelah disaring untuk menghilangkan sebagian besar isotop.

Tiga pejabat pemerintah Jepang dan seorang anggota parlemen dari partai yang berkuasa, berbicara dengan syarat anonim mengingat sensitivitas masalah ini, mengatakan mereka mengantisipasi China memperluas pembatasan seafood Jepang. Dua pejabat mengatakan itu bisa termasuk larangan menyeluruh.

"Kami pikir mereka mungkin memberlakukan larangan total terhadap produk maritim Jepang," kata salah satu pejabat, melansir Reuters 6 Juli.

"Mereka ingin menghukum Jepang secara ekonomi untuk ini. Bagi China, impor produk maritim Jepang merupakan bagian kecil dari pasar mereka ... tetapi bagi Jepang ini adalah pasar yang besar," lanjutnya.

tanki air limbah radioaktif pltn fukushima
Tangki air limbah radioaktif di PLTN Fukushima, Jepang. (Wikimedia Commons/IAEA Imagebank)

Terpisah, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Hari Kamis, Jepang tidak sepenuhnya berkonsultasi dengan komunitas internasional mengenai rilis tersebut.

Dikatakan, Beijing akan memperhatikan dengan seksama perkembangan dan akan menilai kemungkinan efek untuk melindungi konsumen.

China diketahui tercatat sebagai pembeli terbesar ekspor seafood Jepang tahun lalu, meskipun termasuk di antara beberapa negara yang membatasi impor dari beberapa wilayah Negeri Matahari Terbit setelah bencana tersebut.

Tetapi, China juga merupakan pengkritik paling keras atas rencana pelepasan air Jepang, mengatakan hal itu mengancam kehidupan laut dan kesehatan manusia.

China belum mengatakan tindakan apa yang akan diambil jika pembebasan itu dilakukan, tetapi telah memperingatkan Jepang harus "menanggung semua konsekuensi" dari tindakannya.

Adapun Kementerian Luar Negeri Jepang menolak mengomentari kemungkinan larangan lebih lanjut, tetapi mengatakan Jepang telah mencari diskusi ilmiah dengan China tentang rilis tersebut dan akan terus melakukannya.

Diketahui, China melarang impor produk seafood dari 10 prefektur Jepang, termasuk Fukushima dan ibu kota Tokyo, serta semua impor makanan dan pakan dari sembilan prefektur tersebut. Impor makanan laut dari prefektur lain diperbolehkan tetapi harus diuji radioaktivitasnya.

Kendati ada larangan dan mayoritas produk seafood Jepang dikonsumsi di dalam negari, Beijing tercatat sebagai importir terbesar produk seafood Negeri Sakura tahun lalu.

China menyumbang 22,5 persen dari ekspor produk seafood Jepang, senilai 87 miliar yen (604 juta dolar AS), diikuti oleh Hong Kong dengan 19,5 persen dan AS dengan 13,9 persen. China diketahui membeli lebih dari setengah ekspor kerang Jepang.