Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah aktivis lingkungan hidup Greenpeace menggelar unjuk rasa di kediaman Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Hari Kamis, menutupi rumah dengan kain hitam, memprotes kebijakan Pemerintah Inggris mengenai pengeboran minyak.

Sebuah gambar yang diunggah oleh Greenpeace UK di Twitter menunjukkan empat pengunjuk rasa di atas properti di Inggris utara, menutupinya dengan kain hitam, sementara dua orang lainnya memegang spanduk yang bertuliskan "RISHI SUNAK - KEUNTUNGAN MINYAK ATAU MASA DEPAN KITA?".

Greenpeace mengatakan bahwa empat aktivis memanjat ke atap rumah PM Sunak di Yorkshire, Inggris utara, untuk memprotes dukungannya terhadap perluasan lisensi minyak dan gas di Laut Utara.

"Kami sangat membutuhkan perdana menteri kami untuk menjadi pemimpin iklim, bukan pembakar iklim," kata Greenpeace Inggris dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 3 Agustus.

Sementara itu, sebuah sumber di kantor PM Sunak mengatakan, polisi hadir di sana.

"Kami tidak meminta maaf karena telah mengambil pendekatan yang tepat untuk memastikan keamanan energi kami, menggunakan sumber daya yang kami miliki di sini, di dalam negeri, sehingga kami tidak pernah bergantung pada penyerang seperti (Vladimir) Putin untuk energi kami," kata sumber itu.

Sebelumnya, PM Sunak mengatakan pada Hari Rabu bahwa ia akan meninggalkan Inggris pada malam harinya.

Diketahui, Inggris mengadopsi target untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2050 di bawah mantan Perdana Menteri Theresa May pada tahun 2019, dan dengan cepat membangun kapasitas energi terbarukannya.

Namun, para pegiat mengkritik catatan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Pada Hari Senin, pemerintah berkomitmen untuk memberikan ratusan lisensi untuk ekstraksi minyak dan gas Laut Utara, sebagai bagian dari upaya untuk menjadi lebih mandiri dalam hal energi.

Pemerintah juga menyetujui tambang batu bara dalam yang pertama dalam beberapa dekade pada Bulan Desember.

PM Sunak membela catatan itu pada Hari Rabu, mengatakan Inggris telah melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada negara-negara besar lainnya dalam mengurangi emisi karbon.