Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 1.500 pramuka Indonesia ikut serta dalam Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan (Korsel) di tengah cuaca ektrem di negara tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Korsel memantau kegiatan tersebut.

“Saya sudah perintahkan kepada Kementerian Luar Negeri, kepada kedutaan kita untuk selalu memonitor, untuk selalu memantau,” kata Jokowi usai meresmikan arena olahraga dalam ruang Indonesia Arena di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin 7 Agustus, disitat Antara.

Menurut Presiden, sampai saat ini tidak ada informasi yang menyatakan cuaca ekstrem di Korsel membahayakan Pramuka Indonesia di sana hingga harus dipulangkan ke Tanah Air.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam kesempatan terpisah menyampaikan Pemerintah Republik Indonesia belum berencana menarik 1.500 pramuka Indonesia yang sedang mengikuti Jambore Dunia Ke-25 di Korea Selatan yang saat ini diterpa fenomena cuaca gelombang panas.

"Belum. Tadi saya melakukan telepon lagi. Saya tanya rencana mereka dan so far belum ada rencana apa-apa. Mudah-mudahan kondisi membaik, dalam arti cuaca menjadi tidak makin panas," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu 6 Agustus.

Menlu Retno menjelaskan bahwa pihaknya terus berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul yang beberapa kali mengunjungi tempat Jambore, tepatnya di SaeManGeum, Korsel.

Berdasarkan informasi dari delegasi KBRI Seoul, sebanyak 1.500 pramuka berada dalam kondisi baik-baik saja. Hanya saja, acara tersebut menghadapi tantangan cuaca yang panas dari waktu ke waktu.

Ketua Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia untuk Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan Mayjen TNI Marinir (Purn) Yuniar Ludfi dalam keterangan Senin hari ini juga mengatakan jambore dunia masih batas aman untuk bisa diikuti meski cuaca panas ekstrem melanda negara tersebut.

"Kami sampaikan langsung dengan berkunjung ke unit-unit yang tersebar di seluruh area perkemahan. Kami selalu intens berkoordinasi dengan KBRI, Kemenpora RI, dan kementerian/ lembaga terkait," kata Yuniar.