Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri China kembali meminta Filipina menarik kapal perang yang dikaramkan dan menjadi pangkalan militer Manila di beting yang disengketakan di Laut China Selatan.

Pernyataan Beijing muncul setelah Manila dengan tegas menolak meninggalkan pos tersebut, diikuti dengan pemanggilan Duta Besar China, untuk menyampaikan protes diplomatik dengan kata-kata keras, terkait penggunaan meriam air oleh China dalam konfrontasi dengan kapal-kapal Filipina selama akhir pekan.

Manila menuduh Beijing melakukan "tindakan berlebihan dan ofensif" terhadap kapal-kapal mereka.

"China sekali lagi mendesak pihak Filipina untuk segera mengeluarkan kapal perang dari Second Thomas Shoal (Beting Ayungin) dan mengembalikannya ke keadaan kosong," kata Kementerian Luar Negeri China, melansir The National News 8 Agustus.

Pihak kementerian menambahkan, China telah berkomunikasi dengan Filipina tentang masalah Second Thomas Shoal "berkali-kali" melalui saluran diplomatik, tetapi niat baik dan ketulusan Beijing telah "diabaikan".

Mengenai penggunaan meriam air, Beijing mengatakan itu sebagai bentuk peringatan.

Diberitakan sebelumnya, kebuntuan terjadi pada Hari Sabtu di dekat Second Thomas Shoal, yang telah diduduki Filipina selama beberapa dekade.

filipina china
BRP Sierra Madre LT-57 yang dikaramkan Filipina di Beting Ayungin. (Sumber: Smartage via Defense Studies)

Dalam konferensi pers Hari Senin, pejabat penjaga pantai dan diplomatik Filipina menunjukkan video dan foto, yang menurut mereka menunjukkan enam kapal penjaga pantai China dan dua kapal milisi memblokir dua kapal sipil sewaan angkatan laut Filipina yang membawa pasokan ke pasukan Filipina di Second Thomas Shoal.

Satu kapal pemasok dihantam dengan meriam air yang kuat oleh penjaga pantai China, kata militer Filipina.

Pada Hari Selasa, penjaga pantai China memperlihatkan video meriam air yang menyemprot di dekat kapal Filipina yang lebih kecil tanpa mengenainya.

"Kami mendesak China untuk tidak meningkatkan masalah dengan meriam air atau laser tingkat militer, yang membahayakan nyawa Filipina, tetapi dengan negosiasi yang tulus dan cara diplomatik lainnya," ujar Jonathan Malaya, asisten direktur jenderal Dewan Keamanan Nasional Filipina.

Terpisah, Duta Besar China untuk Filipina mengatakan selama pertemuan pada Hari Senin dengan Wakil Menteri Luar Negeri Filipina, Beijing tidak punya pilihan selain menanggapi, kata Kedutaan Besar China di Filipina pada Hari Selasa.

"Tiongkok telah menunggu respons dari pihak Filipina dan berharap kedua belah pihak akan memulai pembicaraan sesegera mungkin, untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan ketenangan di perairan terkait," ujar Duta Besar Huang Xilian, dikutip dari Reuters.

Diketahui, ketegangan meningkat antara kedua negara di Laut China Selatan di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr, dengan Filipina beralih kembali ke AS, yang mendukung Manila dalam sengketa maritimnya dengan China.

Second Thomas Shoal, yang secara lokal dikenal sebagai Beting Ayungin, adalah rumah bagi segelintir pasukan yang tinggal di bekas kapal perang BRP Sierra Madre, yang dikaramkan Manila di sana pada 1999 untuk memperkuat klaim kedaulatannya.