JAKARTA - Microsoft, perusahaan raksasa teknologi di dunia, baru-baru ini menjadi sorotan atas pemutusan hubungan karyawan (PHK) besar-besaran atau sekitar 11.000 orang selama tahun fiskal 2023. PHK ini telah memecahkan rekor Microsoft sebelumnya.
Dilaporkan Gizchina, PHK ini berdampak besar pada berbagai departemen dalam perusahaan.
Meski telah menjadi pemain utama dalam industri teknologi selama beberapa dekade, dilansir ANTARA, Minggu 30 Juli, Microsoft menghadapi sejumlah masalah dan harus membuat keputusan strategis untuk memastikan keberhasilan jangka panjangnya. Salah satu keputusan tersebut adalah PHK 11.000 staf selama tahun fiskal 2023.
CEO Microsoft, Satya Nadella mengumumkan gelombang pertama PHK pada Januari 2023. Perusahaan mengungkapkan rencana untuk memangkas 10.000 pekerjaan atau dari 5% dari total staf. Alasan PHK karena perusahaan berusaha memangkas biaya dan membatasi operasinya untuk meningkatkan efisiensi.
Pada Juli 2023, saat memasuki tahun fiskal baru, Microsoft melakukan PHK kembali sebanyak 1.000 orang. Pemotongan tersebut memengaruhi layanan pelanggan, dukungan, dan tim penjualan.
BACA JUGA:
Selain itu, PHK lainnya menargetkan sekitar 300 staf pada layanan pelanggan dan tim pendukung. PHK ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Microsoft untuk mengoptimalkan operasi dan menyelaraskan jumlah staf dengan tujuan strategisnya.
Pada puncaknya, tim penjualan dan layanan pelanggan Microsoft terkena rasionalisasi berjumlah ribuan. Ini memicu kekhawatiran luas di seluruh industri. Menurut laporan, Microsoft telah membatalkan posisi manajer solusi pelanggan.