Metaverse Lebih Menjanjikan! Karyawan Microsoft dan Apple Pilih Gabung Meta
Sejumlah karyawan Microsoft dan Apple pindah ke Meta. (UANews)

Bagikan:

JAKARTA – Di tengah booming-nya metaverse yang diusung oleh Meta beberapa waktu lalu, sejumlah kripto yang berfokus pada pengembangan dunia virtual meroket tajam. Potensi besar metaverse juga dilirik oleh sejumlah karyawan Microsoft dan Apple. Mereka memilih untuk pindah haluan ke Meta ketimbang di perusahaan sebelumnya.

Kepindahan para karyawan Microsoft dan Apple ke Meta berlangsung ketika perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut fokus pada perancangan dunia virtual metaverse.

Dilansir dari Wall Street Journal, mantan karyawan Microsoft menyebutkan sekitar 100 orang telah meninggalkan tim augmented reality (AR) HoloLens Microsoft selama setahun terakhir. Mereka memutskan untuk bergabung ke perusahaan baru Meta yang secara khusus punya niatan untuk menggaet orang-orang yang bekerja di HoloLens Microsoft.

Menurut WSJ, profil Linkedin menunjukkan bahwa lebih dari 70 orang yang merupakan bagian dari tim HoloLens Microsoft telah meninggalkan proyek selama setahun terakhir, dengan lebih dari 40 dari mereka mengambil posisi baru di Meta.

Keuntungan penggerak pertama Microsoft di ruang AR membuat karyawannya menjadi aset berharga bagi Meta. Microsoft mengumumkan proyek HoloLens lebih dari lima tahun yang lalu pada tahun 2016, dengan teknologi yang berkembang menjadi salah satu headset AR paling canggih di dunia.

Apple berusaha melawan eksodus karyawan ke Meta dengan menawarkan opsi saham yang menguntungkan dan bonus senilai antara 50.000 dan 180.000 dolar AS, menurut laporan Bloomberg. Pada akhir Desember 2021, perusahaan menawarkan bonus kepada sekelompok insinyur yang mendesain silikon, perangkat keras, dan beberapa pekerja operasi perangkat lunak.

Facebook telah mengumumkan rebranding menjadi Meta pada Oktober 2021 lalu yang menandakan ambisi perusahaan untuk mengembangkan dunia virtual sendiri. Salah satu bisnis perangkat kerasnya Reality Labs sudah bekerja keras selama berbulan-bulan sejak pengumuman tersebut dan berhasil menciptakan prototipe “sarung tangan haptic” realitas virtualnya pada November 2021.

Terlepas dari upaya awal Meta untuk mendominasi metaverse lebih jauh lagi, kritikan dari sejumlah tokoh dalam industri kripto bermunculan termasuk dari Jenny Ta dari Hodl Asset. Dia menyatakan bahwa Zuckerberg tidak seharusnya mengarahkan Facebook ke Metaverse. Pasalnya perusahaan yang dipimpin Zuckerberg itu memiliki sejarah kebocoran data, privasi, dan kebijakan konten.

“Agar dia memiliki landasan yang bersih untuk Meta, dia harus mundur dan dia harus memiliki CEO baru untuk menjalankannya,” kata Jenny Ta dalam wawancara pada bulan November dengan Cointelegraph.

Baik Microsoft dan Apple telah mengincar Metaverse untuk beberapa waktu. Pada awal November 2021, Microsoft mengumumkan banyak pembaruan dan peningkatan Teams ke konsol game Xbox-nya, bersama dengan produk baru yang disebut “Dynamics 365 Connected Spaces.”

Metaverse ada di sini, dan itu tidak hanya mengubah cara kita melihat dunia, tetapi juga bagaimana kita berpartisipasi di dalamnya – dari lantai pabrik hingga ruang pertemuan,” tulis bos Microsoft Satya Nadella dalam postingan Twitter pada 2 November lalu.

“Metaverse memungkinkan kita untuk menanamkan komputasi ke dunia nyata dan untuk menanamkan dunia nyata ke dalam komputasi,” kata CEO Microsoft Satya Nadella saat itu.

“Yang paling penting adalah kita mampu membawa kemanusiaan kita bersama kita, dan memilih bagaimana kita ingin mengalami dunia ini,” tambah Nadella sebagaimana dilansir dari Cointelegraph.