Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Iwan Takwin mengungkap alasan Planetarium dan Observatorium Jakarta masih tak berfungsi, padahal Taman Ismail Marzuki (TIM) telah direvitalisasi. Tak berfungsinya Planetarium menjadi keluhan pegiat seni budaya.

Iwan mengaku, Jakpro masih perlu memastikan sarana baru yang dibeli dan difungsikan dalam Planetarium berkualitas baik. Khususnya, pada proyektor di Teater Bintang sebagai alat pertunjukan simulasi benda-benda langit.

"Memang, alat teknologi kameranya sedang kita komunikasikan sama vendornya. Karena produk itu kan sudah beberapa tahun lalu. Ini harus hati-hati soalnya itu kan barang sensitif," kata Iwan kepada wartawan, Rabu, 15 Maret.

Sebenarnya, Jakpro sudah mencicil perbaikan sejumlah fasilitas di Planetarium. Salah satunya adalah kursi penonton dan karpet di dalam Teater Bintang.

Namun, kursi baru ini dianggap tidak cocok dengan pertunjukan di dalam ruangan. Akan tetapi, Iwan memandang tidak ada masalah pada perbaikan yang sudah dilakukan Jakpro.

"Kan, kita perbaikin planetariumnya, karpetnya kita perbaharui, kursinya juga kita ganti baru. Jadi, nuansa bangunan heritage-nya itu benar-benar dibuat modern," ucap dia.

Sementara itu, Iwan tidak tahu kapan Jakpro bisa selesai melakukan perbaikan menyeluruh pada fasilitas di Planetarium.

"Intinya sekarang kita komunikasi sama vendor spesialisnya untuk memastikan alat ini bisa beroperasi sempurna. Teknologi kan ada umurnya. Kita memastikan jangan sampai dipake orang dateng ada rusak, makanya kita memastikan performance-nya," urai Iwan.

Terungkap fakta bahwa saat ini sebagian besar fasilitas Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) tidak berfungsi usai revitalisasi TIM yang menggelontorkan anggaran Rp1,4 triliun tersebut.

Dalam surat aduan Dewan penasehat gubernur dalam bidang seni-budaya yang tergabung dalam Akademi Jakarta, disebutkan bahwa kondisi POJ usai revitalsasi TIM oleh BUMD PT Jakarta Propertindo justru menciutkan fungsi Planetarium.

Salah satunya adalah kondisi sarana di Teater Bintang. Saat revitalisasi TIM, Jakpro melakukan penggantian kursi baru yang malah tidak cocok untuk dipakai pertunjukan. Lalu, proyektor di Teater Bintang yang sudah rusak juga tidak diperbaiki.

Kemudian, ruang pameran Planetarium saat ini isinya masih kosong. Lobi pengunjung Planetarium menjadi semakin sempit. Ruang pertunjukan kedua, ruang kelas, dan perpustakaan di dalam Planetarium dihilangkan.

Selain itu, perbaikan pada area gedung penyangga Planetarium justru menghancurkan fungsi observatorium. Contohnya, observatorium untuk teleskop Takahashi dihancurkan dan kubahnya tidak jelas ada di mana, serta akses observatorium untuk teleskop ASKO tertutup tembok.