Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo membanggakan kondisi Indonesia yang tidak mengalami lonjakan kasus COVID-19 selama 11 bulan terakhir. Padahal, tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

"Indonesia ini termasuk satu dari 4 negara G20 yang dalam 10 bulan, 11 bulan, berturut-turut tidak mengalami gelombang pandemi," kata Jokowi di Istana Negara, Jumat, 30 Desember.

Jokowi mengulas, Indonesia pernah mengalami gelombang kasus corona yang puncaknya terjadi pada Juli 2021 dan sempat menyentuh angka 56 ribu kasus COVID-19 per hari akibat penularan varian Delta.

Kemudian, gelombang pandemi di Tanah Air kembali terjadi saat Februari 2022 yang diakibatkan oleh penularan subvarian Omicron. Saat itu, kasus harian sempat menyentuh angka 64 ribu per hari.

Kini, Jokowi menilai kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia semakin terkendali. Per 27 Desember 2022, kasus harian di Indonesia hanya 1,7 kasus per 1 juta penduduk.

Lalu, persentase kasus positif atau postifity rate mingguan berada pada angka 3,35 persen. Kemudian, tingkat perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit atau bed occupancy rate berada di angka 4,79 persen. Angka kematian COVID-19 juga telah minim, yakni 2,39 persen.

Selain itu, berdasarkan hasil sero survei, kekebalan imunitas penduduk Indonesia per Juli 2022 menyentuh angka 98,5 persen. Cakupan imunitas masyarakat ini meningkat dari bulan Desember 2021 yang menyentuh angka 87,8 persen.

Karenanya, Jokowi menegaskan pencabutan status PPKM yang ia putuskan mulai hari ini didasarkan pada pertimbangan yang matang.

"Kita termasuk sedikit negara dunia yang tidak mengalami gelombang pandemi dalam 10-11 bulan berturut turut. Artinya pencabutan PPKM ini tidak asal cabut karena dilandasi kajian-kajian sains, temasuk masukan masukan dari para epidemiolog tentang tadi imunitas masyarakat seperti apa, perkembangan virusnya seperti apa, semuanya," urai Jokowi.