Jadi Perhatian, Ini 11 Provinsi Masih Alami Kenaikan COVID-19 Sebulan Terakhir
ILUSTRASI/VOI

Bagikan:

JAKARTA - Kasus COVID-19 selama sebulan terakhir mengalami penurunan sebesar 86,9 persen. Namun, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyoroti 11 provinsi yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 selama sebulan terakhir.

"Yang perlu menjadi perhatian adalah masih ada 11 provinsi yang mengalami kenaikan jumlah kasus positif di bulan Agustus jika dibandingkan dengan bulan Juli," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 2 September.

Adapun 11 provinsi tersebut adalah Aceh yang miliki kenaikan kasus COVID-19 sebulan terakhir sebesar 152 persen, Sulawesi Tengah naik 111 persen, Gorontalo naik 57 persen.

Kemudian, Kalimantan Selatan naik 47 persen, Sumatera Utara naik 44 persen, Kalimantan Utara naik 24 persen, Bali naik 15 persen, Bangka Belitung naik 10 persen, dan Sulawesi Selatan naik 5 persen, dan Jambi naik 5 persen.

"Mengingat bahwa kasus pada bulan Agustus masih lebih tinggi dibandingkan dengan kasus pada gelombang pertama di bulan Januari, maka tugas kita dalam menurunkan kasus masih belum selesai," ujar Wiku.

Kemudian, jika melihat angka kematian COVID-19, hanya 8 dari 34 provinsi yang menunjukkan penurunan pada Agusutus dibandingkan dengan bulan Juli. Artinya, masih ada 16 provinsi yang mengalami kenaikan kematian.

Ada pun 5 provinsi yang mengalami kenaikan kematian COVID-19 tertinggi di antaranya Bali yang naik 752 kematian, Sumatera Utara naik 610 kematian, Lampung naik 585 kematian, Kalimantan Selatan naik 501 kematian, dan Sulawesi Tengah naik 470 kematian.

Karenanya, Wiku meminta pemerintah daerah tidak hanya wajib memahami data daerah, namun juga wajib mengaitkan satu data dengan yang lainnya agar dapat diidentifikasi masalah yang sebenarnya.

"Contoh data yang harus dikaitkan satu sama lain adalah hubungkan data kematian dengan hal-hal yang berpotensi menjadi penyebab angka kematian yang masih tinggi, Seperti data BOR dan ketersediaan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan," ungkap Wiku.

"Hubungkan data kematian dengan ketersediaan dan pemanfaatan tempat isolasi terpusat. bahkan hingga jumlah Satgas dan pelaksanaan fungsi posko hingga tingkat RT-RW," tambahnya.