Masuk 9 Provinsi Prioritas Penanganan COVID-19, DKI Jadi Perhatian Nasional
Ilustrasi (Achmad Basarrudin/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memaparkan, ada 9 provinsi yang diprioritaskan oleh pemerintah dalam penanganan COVID-19. Dari 9 provinsi itu, salah satunya adalah DKI Jakarta.

Wiku memaparkan, saat ini DKI Jakarta berada di peringkat kedua nasional kenaikan kasus tertinggi dan peringkat pertama nasional jumlah kasus.

"Dan tidak ada kota yang berwarna kuning maupun hijau di DKI Jakarta. Jadi agar menjadi perhatian nasional agar kinerjanya diperbaiki," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 17 September.

Selain Jakarta, dia juga ada provinsi prioritas lainnya seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Sumatera Utara, kata Wiku, menjadi prioritas karena cenderung mengalami peningkatan zonasi kabupaten/kota. Berdasarkan catatannya, dari 33 kabupaten/kota yang ada di wilayah tersebut hanya satu daerah saja yang tidak terdampak yaitu Nias. Sementara sisanya masuk ke dalam zona oranye dan penyumbang kasus terbanyak berada di Kota Medan.

Selanjutnya, wilayah Jawa Barat juga menjadi prioritas karena kota penyangga DKI Jakarta yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok merupakan penyumbang kasus tertinggi hingga mencapai 70 persen.

Wiku memaparan, di provinsi ini juga tidak ada kabupaten/kota yang berzona hijau serta tercatat terjadi kenaikan pesat selama sepekan terakhir ini hingga 9,3 persen.

"Ini adalah perlu menjadi perhatian agar betul-betul kondisinya. Terutama daerah yang menempel di DKI Jakarta dapat menurunkan kasusnya," ungkap Wiku.

Berikutnya, Jawa Tengah menjadi prioritas karena selama empat minggu berturut-turut mereka mengalami penambahan kasus cukup pesat sebesar 52 persen dan 53 persen di antaranya disumbangkan kota Semarang.

Selain itu, persentase angka kematian di provinsi ini juga melebihi angka nasional yang ada dikisaran empat persen, yaitu sebesar 6,45 persen.

Kemudian provinsi lain yang menjadi perhatian adalah Jawa Timur. Provinsi ini menjadi perhatian karena persentase kematiannya melebihi angka nasional yaitu mencapai 7,25 persen. 

Provinsi selanjutnya yang menjadi prioritas adalah Bali. Kata Wiku, Bali menjadi prioritas karena mengalami kenaikan kasus positif mingguan cukup pesat selama 4 pekan terakhir.

Pulau dewata ini, sambungnya, juga memiliki tingkat insidensi kasus tertinggi yaitu 171,39 per 100 ribu penduduk dan disusul dengan kenaikan kematian tertinggi hingga 72 persen.

"Selanjutnya Kalimantan Selatan. Kenaikan kasus positif sebesar 10,3 persen dan peningkatan kasus tertinggi berada di Kota Banjarmasin, Kabupaten Kota Baru, dan Kabupaten Tapin," jelasnya.

Terakhir, terdapat Provinsi Sulawesi Selatan dan Papua. Provinsi Sulawesi Selatan masuk ke dalam prioritas karena mengalami peningkatan kasus dalam empat pekan sebelumnya. Sejumlah kota seperti Kabupaten Luwu Timur, Bone, dan Kepulauan Selayar mengalami peningkatan kasus secara signifikan. Sedangkan untuk Kota Makassar juga menjadi penyumbang kasus kematian terbanyak yaitu 55,55 persen di provinsi tersebut.

"Papua kenaikan kasus signifikan terjadi dalam lima pekan terakhir sebesar 43,2 persen. Angka kesembuhan juga menurun dari 79,7 persen menjadi 76 persen," ujar Wiku.

Dia kemudian mengingatkan agar pemerintah daerah di sembilan provinsi ini dapat menekan penyebaran COVID-19 di wilayah mereka dengan memperbaiki kinerja pencegahan virus di wilayah mereka.

11 Provinsi tercatat memiliki kasus aktif lebih dari 1.000

Selain memaparkan data terkait sembilan provinsi prioritas penanganan COVID-19, Wiku juga menyebut saat ini ada 11 provinsi yang memiliki lebih dari 1.000 kasus aktif. 

"Masih ada 11 kabupaten/kota dengan kasus aktif lebih dari 1.000, yaitu kota Semarang, kota Medan, Bekasi, kota Makassar, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kabupaten Bekasi, Jakarta Timur, kota Surabaya dan kota Pekanbaru," jelasnya.

Daerah ini diharapkan dapat segera menekan angka tersebut karena mereka menyumbangkan 26 persen dari total kasus aktif di Indonesia. "Jika diperhatikan di 11 kota ini dan proses penyembuhannya maksimal maka jumlah kasus aktif akan turun," tegas Wiku.

Dia meminta pemerintah daerah dari 11 wilayah itu terus menerapkan protokol kesehatan di sejumlah sektor seperti ekonomi dan sosial yang sudah dibuka. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk terus menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.