5 Tahun Terakhir PBB Tuntaskan Konflik Internal, Yusril: Yang Bertahan Kader Setia dan Militan
Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra (tengah) usai sidang ajudikasi, Minggu 4 Maret 2018. Bawaslu memutuskan PBB sah menjadi peserta Pemilu 2019. (Antara-Akbar Nugroho Gumay)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra merefleksikan lima tahun terakhir perjalanan partainya yang diwarnai dengan konflik internal. Dia mengungkap, kader PBB saat ini solid dan loyal.

Yusril mengawalinya refleksinya dengan bersyukur PBB lolos verifikasi faktual peserta Pemilu 2024 yang dilakukan KPU. Lantas menjelaskan tentang PBB telah menuntaskan konflik dalam tubuh partai.

"Lima tahun kerja keras itu kita lakukan dengan segala jerih payah dan pengorbanan. PBB berhasil menyelesaikan segala konflik dan masalah. Yang bertahan di partai adalah kader-kader setia dan militan. Ini menjadi modal penting untuk membangun dan membesarkan partai ke depan," ujar Yusril dalam akun Twitternya, @Yusrilihza_Mhd, Jumat 30 Desember.

Yusril menuturkan, PBB saat ini satu komando di bawah DPP. Maka dari itu ideologi, asas perjuangan, taktik dan strategi partai harus sejalan dengan dengan jalur komando.

Sebagai partai, kata dia, PBB kini menjadi tempat berhimpun orang-orang yang mempunyai ideologi, pikiran, cita-cita dan strategi perjuangan yang sama untuk mencapainya.

Saat ini pun, Yusril membeberkan tak ada lagi kader yang tidak sejalan dengan garis partai bertindak atas kemauannya sendiri.

"Partai tidak boleh dijadikan ibarat kuda tunggangan. Partai tidak boleh dijadikan alat untuk mewujudkan agenda organisasi lain dengan mengerahkan anggotanya ramai-ramai masuk partai ini," ujarnya.

"Karena itu, setiap angota PBB wajib mendalami AD/ART, Tafsir Asas, Pedoman dan Peraturan Partai serta arahan yang diberikan DPP PBB dan Majelis Syuro. Keputusan Mahkamah Partai wajib ditaati. Partai punya disiplin dan disiplin itu wajib ditegakkan semua anggota!!" sambung Yusril.

Yusril menjelaskan, PBB adalah partai yang berasaskan Islam dan mengakui Pancasila sebagai dasar falsafah negara RI. Begitu juga, sebagai asas dalam membangunan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang majemuk.

Dia menekankan, PBB menjunjung lima sila dalam Pancasila sejalan dengan ajaran-ajaran Islam.

"Melaksanakan tuntunan ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah sekaligus melaksanakan lima sila dari Pancasila itu. PBB melihat tidak ada konflik antara Islam, Pancasila dan Negara RI. Semua berjalan seiring dan setujuan mencapai keridhaan Ilahi," ujarnya.

Karena itu, Yusril mengatakan PBB berjuang mempertahankan keutuhan NKRI. Partainya juga, kata dia, bercita-cita menjadikan NKRI sebagai bangsa dan negara besar yang berpengaruh di dunia ini.

"PBB berpendapat negara harus dimpimpin oleh pemimpin yang cerdas dan berani menanggung risiko dalam mengambil keputusan. Negara besar besar harus dipimpin oleh pemimpin besar pula yang paham betul apa persoalan mendasar yang dihadapi bangsa ini dan bagaimana cara memecahkannya," tuturnya.

Yusril pun mengajak kepada mereka yang berpikiran moderat dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam di tengah tantangan dunia modern untuk bergabung dengan PBB. Di partai ini, kata dia, rasionalitas berpikir dan spiritualitas Islam yang mecerahkan hati dipadukan bersama-sama.

"Pemilu sebentar lagi. Kita persiapkan PBB agar benar-benar mampu bersaing untuk mengisi keanggotaan DPR, MPR dan DPRD dengan orang-orang berkualitas yang mampu menyiapkan undang-undang yang adil bagi semua, mampu merumuskan kebijakan untuk memajukan negara dan melakukan pengawasan," tandasnya.